Jakarta, CNN Indonesia -- BP
Batam menargetkan
pertumbuhan ekonomi Batam tahun ini bisa tumbuh 4,4 persen atau naik tiga kali lipat dibanding tahun lalu yang hanya 1,7 persen. Target dibuat berdasarkan perkembangan
investasi yang terjadi di wilayah tersebut.
Kepala BP
Batam Lukita Dinarsyah Tuwo saat ini investasi di Batam cukup semarak. Ada komitmen investasi bernilai Rp5,2 triliun yang akan ditanamkan di Batam. Investasi tersebut ditanamkan di lahan tidur seluas 1.300 hektare.
Rencana investasi tersebut sudah dituangkan dalam perjanjian yang diteken oleh 23 pemilik lahan dengan BP
Batam. Investasi akan dilakukan dalam bentuk pembangunan properti hingga pembangunan
refinery palm oil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukita mengatakan selain untuk pembangunan properti dan
refinery palm oil, lahan tersebut juga akan digunakan untuk membangun pabrik suku cadang ponsel. BP
Batam saat ini sedang memproses izin pembangunan pabrik tersebut.
"Setelah kami tanda tangani, tiga bulan mereka sudah harus segera mulai menyiapkan pembangunan. Lalu kami akan monitor terus," ucap
Lukita, Selasa (4/12).
Lukita optimis investasi dan pemanfaatan lahan tidur di
Batam tersebut
nantinya bisa bermanfaat besar dalam mendorong ekonomi daerah. Pembangunan konstruksi akan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan di
Batam dan mengurangi pengangguran di kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau tersebut.
"Lalu juga ada belanja dari BP
Batam yang didukung juga oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) misalnya untuk pelabuhan dan bandara," ucap
Lukita.
Lukita memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa mencapai tujuh persen. Selain karena penambahan lapangan pekerjaan dan belanja BP
Batam, ekonomi
Batam juga akan ditopang oleh kenaikan jumlah wisatawan yang datang ke kota tersebut.
"Tahun lalu sekitar sekitar 1,5 juta orang yang datang ke
Batam, tahun ini berharap angkanya bisa 1,8 juta orang," papar
Lukita.
Untuk tahun depan, BP
Batam menargetkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Batam menyentuh angka 2,2 juta sampai 2,3 juta orang. Jumlah itu tak hanya dipenuhi oleh wisatawan asing, melainkan juga domestik.
"Saya ingin yang domestik juga, misalnya dengan mengadakan konser itu salah satu yang menarik dari Singapura sama yang dari wilayah Indonesia datang," ujar
Lukita.
(aud/agt)