Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (
PUPR) mengaku selalu berkoordinasi dengan Tentara Nasional Indonesia (
TNI) untuk mengamankan pembangunan proyek infrastruktur di daerah rawan. Koordinasi, termasuk pada proyek di Papua sebelum terjadinya penembakan pekerja PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 lalu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan daerah pembangunan proyek jembatan Istaka Karya sebenarnya telah dinyatakan aman. Sebagai catatan, penembakan yang diduga menelan 31 korban tersebut terjadi di Kali Yigi dan Kali Aura Distrik Yigi Kabupaten Nduga, Papua.
"Daerah proyek Istaka Karya sebenarnya aman, dianggap sebagai daerah aman, ternyata di Kali Yigi ini yang terjadi (penembakan)," ujar Basuki usai menghadiri Pengukuhan Pengurus Asosiasi Jalan Tol Indonesia di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamanan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), lanjut Basuki, diperlukan untuk mengawal pelaksanaan proyek infrastruktur, khususnya di daerah rawan. Karenanya, Kementerian PUPR sejak awal telah berkoordinasi dengan TNI dan kepolisian daerah pada saat membuka jalan.
"Selama ini memang dijaga. Kami melibatkan TNI pada saat membuka jalan. Saya kira tidak ada satu pun pembangunan yang tidak dilaporkan kepada Kodam dan Kapolda di sana. Semua pasti di bawah koordinasi beliau-beliau," ujarnya.
Basuki mengungkapkan Kementerian PUPR telah memutuskan untuk menghentikan sementara kontrak pembangunan jembatan pada ruas Wamena-Habema-Mugi-Kenyam-Batas Batu-Mumugu. Pembangunan akan dilanjutkan kembali pekerjaannya sesuai rekomendasi dari pihak TNI dan Polri. Namun, Basuki menegaskan pekerjaan lain yang merupakan bagian proyek Trans Papua tetap berjalan. Terlebih, sebagian besar wilayah Papua dinyatakan aman dan mendapatkan dukungan masyarakat.
"Trans Papua tidak hanya di Wamena - Habema saja. Itu hanya 278 km dari 3.900 km. Jadi yang lain tetap jalan," pungkasnya.
(sfr/agi)