Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah meresmikan beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di
Bintan, Kepulauan Riau pada hari ini, Sabtu (8/12). Hingga kuartal III 2018, realisasi pembangunan dan investasi telah mencapai Rp5,6 triliun atau 15,45 persen dari target Rp36,25 triliun.
Sebelumnya, KEK Galang Batang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2017 pada tanggal 12 Oktober 2017. Artinya, KEK Galang Batang menjadi KEK yang paling cepat beroperasi setelah ditetapkan, atau waktu yang dibutuhkan hanya selama 14 bulan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan KEK Galang Batang akan menjadi pusat kegiatan industri alumina dan turunannya serta logistik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi dan pembangunan kawasan ekonomi tersebut dilakukan oleh PT Bintan Alumina Indonesia selaku pengusul KEK Galang Batang.
"Dengan investasi tersebut diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi wilayah serta akan menyerap tenaga kerja paling tidak sebesar 23.200 orang," kata Menko Perekonomian Darmin Nasution selaku Ketua Dewan Nasional KEK dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (8/12).
Realisasi investasi mencakup pembangunan fasilitas pengolahan alumina berkapasitas produksi dua juta ton per tahun dengan nilai investasi Rp1,65 triliun. Pembangunan fasilitas pengolahan ini dilakukan Bintan Alumina Indonesia bersama dengan perusahaan China Nanshan Group.
Kemudian, pembangunan pabrik briket dan batu bara senilai Rp870 miliar, pembangunan DAM Water Resevoir kapasitas 7.518.000 meter kubik dengan nilai investasi Rp196 miliar, dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan nilai investasi Rp1,93 triliun. Pembangunan PLTU tahap I berkapasitas 6x25 MW ditargetkan selesai tahun 2021.
Selain itu, realisasi investasi juga meliputi pembangunan pelabuhan dengan dermaga yang telah selesai senilai Rp951 miliar.
Selanjutnya, Darmin mendorong keterlibatan masyarakat atas KEK Galang Batang agar dapat menjembatani kesenjangan sosial dan ekonomi. Kawasan KEK Galang Batang juga diharapkan mampu menggerakkan nilai tambah dan rantai nilai dari penyelenggaraan aktivitas di KEK dengan melibatkan dan membangun manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Direktur PT Bintan Alumina Indonesia Santony mengatakan nilai investasi, pembangunan dan pengembangan KEK Galang Batang akan terus meningkat hingga mencapai US$5 miliar dalam sepuluh tahun ke depan.
Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menambahkan pemerintah memberikan insentif fiskal dan non fiskal yang lebih menarik bagi para investor KEK dibanding dengan insentif di luar KEK. Misalnya berupa keringanan pajak dan kepabeanan. Pada awal 2019, sebanyak tiga KEK akan mengekor untuk dioperasikan yaitu KEK Arun Lhokseumawe, KEK Bitung dan KEK Morotai.
(sfr/vws)