Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kantor Staf Kepresidenan (
KSP)
Moeldoko mendorong Badan Usaha Milik Desa (
BUMDes) membantu proses distribusi komoditas
jagung dari sentra-sentra ke industri pakan.
Pasalnya, lokasi sentra jagung dan industri pakan yang berjauhan disebut menjadi biang keladi tersendatnya proses distribusi dan tingginya biaya logistik.
Berdasarkan data produksi dan konsumsi jagung yang dirilis Kementerian Pertanian, 70 persen industri pakan terletak di Jawa, 18,75 persen di Sumatera, 7,5 persen di Sulawesi, dan 3,75 persen di Kalimantan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, produksi jagung masih banyak berasal dari luar Jawa. Data Kementan merilis 18,40 juta ton jagung diproduksi dari luar Jawa, dan hanya sebesar 11,63 juta ton berasal dari Jawa.
"BUMDes harus ikut kolaborasi dengan berbagai
stakeholder, jadi penanganannya menyeluruh. Jangan terkotak-kotak, intinya kolaborasi," ujar Moeldoko di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/12).
BUMDes, Moeldoko mengungkapkan perlu mengambil peran lantaran fungsinya untuk memaksimalkan potensi desa. Di samping itu, BUMDes ada di masing-masing desa, sehingga pemerintah tak perlu lagi menunjuk distributor.
Tak cuma mendorong peran BUMDes dalam distribusi jagung, KSP juga berkomitmen untuk memperdalam kajian distribusi bersama Kementerian/Lembaga lain untuk menurunkan biaya logistik dari sentra ke industri pakan.
Misalnya, mengoptimalkan tol laut dengan Kementerian Perhubungan. "Jadi, ini akan dibicarakan, KSP nanti kumpulkan
stakeholder dan pikirkan," katanya.
Selain itu, KSP juga mengusung ide pembangunan industri pakan di dekat sentra jagung bersama Kementerian Perindustrian.
(uli/bir)