Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan
farmasi dan alat kesehatan, PT Phapros Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (
BEI) pada Rabu (26/12). Harga
saham emiten berkode PEHA itu melonjak 50,2 persen dari posisi pencatatan perdana Rp1.198 menjadi Rp1.800 menjelang penutupan perdagangan hari ini.
Anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) itu melepas 840 juta saham dan mengantongi dana segar sebesar Rp1 triliun dalam hajatan Penawaran Perdana Saham (IPO).
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utama mengatakan sebelumnya Phapros adalah perusahaan Tbk non listed dimana sahamnya belum tercatat di pasar modal, sehingga mekanisme jual beli saham selama ini melalui pasar konvensional. Hal itu mengakibatkan harga saham Phapros tidak memiki standar dan patokan yang jelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan pencatatan saham di BEI harga saham Phapros kini terstandarisasi," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (26/12).
Sementara itu, Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo mengatakan aksi korporasi ini merupakan langkah strategis perseroan untuk mengetahui nilai wajar saham yang dapat dilihat secara langsung. Selain itu, dengan menjadi perusahaan tercatat, Phapros bisa meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan, terutama dari sisi transparansi dan akuntabilitas.
"Ini juga menjadi peluang agar Phapros ke depannya dapat membuka kepada sumber pendanaan di pasar modal yang lebih menguntungkan," kata Didik.
Sebelumnya, Phapros mengembangkan bisnis melalui skema anorganik dengan mengakuisisi perusahaan farmasi PT Lucas Djaja dan entitas anak yang berlokasi di Bandung.
Dari sisi kinerja keuangan, perseroan meraih pendapatan sebesar Rp697 miliar atau meningkat 8,8 persen pada September 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan pendapatan ini mengerek laba perusahaan sebesar 33,1 persen menjadi Rp96 miliar pada September 2018.
(ulf/lav)