Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah berada di posisi Rp14.561 per dolar
Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Kamis sore (27/12). Posisi ini menguat 16 poin atau 0,11 persen dari Rabu sore (26/12).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.563 per dolar AS atau menguat dari kemarin di Rp14.602 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah menjadi mata uang dengan penguatan tertinggi hari ini. Diikuti baht Thailand menguat 0,12 persen, ringgit Malaysia 0,21 persen, renminbi China 0,28 persen, won Korea Selatan 0,44 persen, yen Jepang 0,48 persen, dan peso Filipina 0,51 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan beberapa mata uang Asia lainnya berada di zona merah, seperti rupee India melemah 0,24 persen, dolar Singapura minus 0,07 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,04 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Beberapa diantaranya melemah dari dolar AS, seperti rubel Rusia melemah 0,71 persen, dolar Kanada minus 0,3 persen, dan dolar Australia minus 0,28 persen.
Namun, euro Eropa menguat 0,39 persen, franc Swiss 0,34 persen, dan poundsterling Inggris 0,18 persen.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi mengatakan rupiah berhasil menguat hari ini, karena kembali muncul kekhawatiran akan prospek ekonomi global dan AS yang diperoyeksi melambat tahun depan.
"Kemarin juga ada aksi
short covering besar-besaran di bursa saham global, terutama di Wall Street," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (27/12).
Sedangkan prospek pasar mata uang di Indonesia justru lebih baik karena beberapa proyeksi ekonomi tahun depan menyatakan perekonomian Tanah Air lebih positif dari tahun ini.
"Sentimen baru untuk rupiah paling hanya menunggu rilis data inflasi pada 2 Januari 2019 mendatang," pungkasnya
(uli/lav)