Jakarta, CNN Indonesia -- PT
Bukit Asam Tbk (PTBA) tengah mengembangkan pemanfaatan
batu bara melalui gasifikasi. Pengembangan tersebut sejalan dengan upaya
hilirisasi yang didorong oleh pemerintah.
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengungkapkan pengembangan diawali dengan penandatangan Perjanjian Awal (
Head of Agreement) mengenai gasifikasi dengan PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia, dan PT Chandra Asri Petrochemical. Nantinya, batu bara akan diolah menjadi urea, DME, dan
polypropelene (UDP).
"Gasifikasi batu bara
coal to UDP ini akan dilakukan di Bukit Asam
Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan," ujar Arviyan dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Jumat (28/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, perusahaan juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pertamina dan Air Products pada awal November 2018. MoU dilakukan terkait rencana gasifikasi batu bara di Peranap, Riau.
Menurut Arviyan, dengan gasifikasi pemanfaatan batu bara menjadi lebih luas. Selain itu, dengan cara ini perusahaan juga bisa mengolah batu bara dengan kalori rendah yang kurang diminati di pasar ekspor.
Arviyan mengungkapkan saat ini studi kelayakan (
feasibility study) untuk proyek gasifikasi masih berlangsung. Setelah itu, perseroan baru bisa mengungkapkan besaran nilai investasi yang diperlukan jika proyek dianggap layak untuk dilanjutkan.
"Diharapkan, FS untuk proyek Tanjung Enim akhir Maret selesai kemudian untuk FS proyek Peranap selesai Juni," ujarnya.
Sebagai informasi, selama Januari- September 2018 produksi batu bara perseroan mencapai 19,68 juta ton atau naik 16 persen secara tahunan. Realisasi tersebut setara dengan 77,05 persen dari target tahun ini, 25,54 juta ton.
Peningkatan produksi dibarengi dengan peningkatan volume penjualan sebesar 8 persen menjadi 18,58 juta ton, di mana 53 persen di antaranya untuk pasar domestik.
Dari sisi keuangan, pada periode yang sama perusahaan mencetak laba bersih senilai Rp3,93 triliun atau naik 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan laba ditopang oleh naiknya pendapatan usaha sebesar 21 persen menjadi Rp16,04 triliun.
(sfr/agt)