Jakarta, CNN Indonesia -- Penyaluran
Kredit Usaha Rakyat (
KUR) tahun lalu tak mencapai target. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat realisasi penyaluran KUR sebesar Rp120 triliun di sepanjang tahun lalu atau cuma 97,2 persen dari target, yakni Rp123,8 triliun.
"Sampai dengan 31 Desember 2018 penyaluran KUR sudah mencapai Rp120 triliun dengan
Nonperforming Loan (NPL) sebesar 0,24 persen," ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam keterangan tertulis, Senin (14/1).
Tak cuma nilainya, porsi penyaluran KUR untuk sektor produksi juga meleset dari target. Ia menyebut porsi penyaluran KUR untuk sektor produksi baru sebanyak 46,8 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor produksi yang dimaksud meliputi pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa sebesar 46,8 persen. Realisasi tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 42,3 persen. Namun, masih rendah dibandingkan target pemerintah tahun ini.
"Target penyaluran KUR sektor produksi tahun lalu sebesar 50 persen," imbuh Iskandar.
Jika dirinci berdasarkan wilayah, penyaluran KUR didominasi di Pulau Jawa sebesar 55 persen. Selanjutnya, penyaluran KUR di Sumatera sebesar 19,4 persen dan Sulawesi 11,1 persen. Kinerja penyaluran KUR per provinsi itu sesuai dengan sebaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Sementara jika dirincikan berdasarkan bank penyalur, maka PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menjadi penyalur KUR terbesar, yakni mencapai Rp80,18 triliun. Diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp17,58 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp15,99 triliun.
Untuk tahun ini, usulan total plafon KUR mencapai Rp140 triliun. Itu berarti, jumlah plafon KUR tahun ini meningkat 16,3 persen dibandingkan plafon tahun lalu yang sebesar Rp123,8 triliun.
"Dengan suku bunga tetap sebesar 7 persen efektif per tahun," tandas Iskandar.
(ulf/bir)