Rilis Data Neraca Dagang Diperkirakan akan Benamkan Rupiah

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jan 2019 08:48 WIB
Data neraca dagang yang diperkirakan buruk akan menambah kekhawatiran pasar sehingga akan membuat rupiah melemah.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.096 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Selasa pagi (15/1). Posisi ini menguat 28 poin atau 0,2 persen dari Senin (14/1) yang di Rp14.124 per dolar AS.

Di kawasan Asia, rupiah memimpin penguatan mata uang pagi ini. Diikuti won Korea Selatan menguat 0,19 persen, baht Thailand 0,13 persen, dolar Singapura 0,07 persen, dan ringgit Malaysia 0,07 persen. Sementara peso Filipina stagnan. Sedangkan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen dan yen Jepang minus 0,17 persen.

Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas berada di zona hijau. Poundsterling Inggris menguat 0,14 persen, dolar Australia 0,14 persen, dolar Kanada 0,11 persen, dan euro Eropa 0,05 persen. Namun, rubel Rusia melemah 0,04 persen dan franc Swiss minus 0,04 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp13.960-14.320 per dolar AS dengan kecenderungan melemah, meski pagi ini rupiah mampu kembali ke zona hijau.


Namun, menurutnya, rentang pergerakan rupiah agak melebar karena pelaku pasar sudah menanti pengumuman neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2018 yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini.

"Konsensus pasar defisit neraca perdagangan sekitar US$930 juta untuk Desember 2018. Kalau benar defisit, nanti berimbas ke transaksi berjalan. Ini menambah kekhawatiran," ucapnya kepada CNNIndonesia.com.

Sementara data neraca perdagangan setidaknya sudah mencatatkan defisit senilai US$7,52 dalam kurun waktu Januari-November 2018. Terakhir kali, defisit neraca perdagangan bulanan Indonesia mencapai US$2,05 miliar pada November 2018.

Sementara, Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan mata uang Garuda juga bakal mendapat bayang-bayang pelemahan dari penurunan data ekspor-impor China.

"Masih ada kekhawatiran akan semakin parahnya perlambatan di China," pungkasnya.

(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER