Palembang, CNN Indonesia -- Menteri ESDM
Ignasius Jonan merespons pernyataan Calon Presiden
Prabowo Subianto soal cadangan
BBM dalam negeri yang hanya bisa untuk 20 hari. Ia mengatakan cadangan BBM memang berkisar antara 21-27 hari.
Tapi, cadangan tersebut sudah dibuat dengan pertimbangan ekonomis. Jonan mengatakan cadangan BBM yang banyak, memerlukan tempat penampungan yang lebih banyak pula.
Penambahan jumlah tempat penampungan tersebut, akan berdampak ke peningkatan biaya cadangan. "Kenapa misalnya 21 hari, ya kan tempat penampungan, kalau (BBM) banyak tentu biaya cadangannya juga naik. Kalau biaya naik, harga BBM di masyarakat juga naik," katanya usai meninjau Kilang PT Pertamina Plaju Palembang, Kamis (17/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo dalam pidato Indonesia Menang yang disampaikannya beberapa waktu lalu menyoroti kemandirian bangsa. Salah satu yang ia soroti, masalah ketahanan energi.
Prabowo menyatakan ketahanan energi dalam negeri masih mengkhawatirkan. Hal itu tercermin dari tingkat cadangan BBM yang hanya mencukupi untuk kebutuhan 20 hari.
Jonan mengakui pernyataan Prabowo tersebut tidak salah. Tapi, penampungan BBM tersebut, jumlah cadangannya, tergantung dari jenisnya. Rata-rata cadangan BBM tersebut cukup untuk konsumsi nasional selama 21-27 hari.
"Kalau BBM itu betul, jadi kurang lebih segitu [21 hari] tergantung jenis ya. Ada yang kerosin atau minyak tanah, avtur, ada yang Perta-series, atau yang dikelola oleh Total, Shell dan lainnya. Ya kurang lebih mungkin rata-rata 21 hari sampai 27 hari. Kecuali minyak tanah mungkin lebih panjang. Bisa saja ditambah lebih panjang tapi ongkosnya lebih besar," ujar Jonan.
Walau hanya 21 hari, Jonan mengatakan cadangan BBM selama ini cukup dan tidak menimbulkan masalah di masyarakat. Secara nasional, cadangan tersebut tidak pernah menyebabkan kelangkaan pasokan BBM.
(idz/agt)