ANALISIS

Sri Mulyani dan Kisah 'Menteri Pencetak Utang' Sejak Soekarno

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Rabu, 30 Jan 2019 07:40 WIB
Calon Presiden Prabowo Subianto kembali mengkritik kebijakan utang pemerintahan Jokowi dengan menyebut menteri keuangan saat ini sebagai menteri pencetak utang.
Ilustrasi utang pemerintah. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menilai setidaknya ada beberapa kandidat yang cocok menggantikan menteri keuangan terbaik di dunia versi majalah The Banker itu.

Pertama, Chatib Basri. Menurutnya, menteri keuangan era SBY itu merupakan kandidat paling mumpuni untuk menggantikan Sri Mulyani saat ini karena dianggap cukup netral untuk mengelola sektor fiskal negeri ini. 

Chatib dianggapnya tidak memiliki afiliasi politik khusus pada masing-masing calon presiden dan wakil presiden, sehingga ketika terpilih nanti diharapkan Chatib bisa benar-benar profesional dan netral dalam mengelola APBN. Selain itu, dari sisi popularitas, ia menilai Chatib cukup 'terkenal', sehingga bisa diterima oleh banyak kalangan. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Chatib ini seperti Sri Mulyani sebenarnya. Cukup netral, memiliki pengalaman sebagai menteri keuangan, bisa berkoordinasi dengan sektor moneter, dan tentunya bisa menjalin hubungan internasional dengan baik," ucapnya. 


Kedua, Ari Kuncoro. Dari latar belakang pendidikan, Fithra menilai Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) itu tak perlu diragukan. 

"Dari sisi kapasitas, sudah cukup kaya. Tinggal tantangannya, beliau mungkin belum cukup terkenal, sehingga mungkin nanti ada kendala di pasar," jelasnya. 

Ketiga, Faisal Basri. Baginya, sesama alumni 'jaket kuning' ini tentu tak perlu diragukan lagi kapasitasnya. Apalagi, Faisal cukup dikenal sebagai ekonom yang kerap mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah. 

Menurutnya, dari sisi pasar, mungkin Faisal sudah cukup dikenal. Namun, ia masih sedikit meragukan penerimaan pasar terhadap sosok Faisal Basri. "Tapi mungkin kalau pun tidak jadi menteri keuangan, Faisal sangat bisa diandalkan sebagai menteri perindustrian ke depannya," tuturnya. 


Keempat, Drajad Wibowo. Ekonom yang sudah cukup lama terjun ke bidang politik dan kini menjadi salah satu ekonom di kubu Prabowo-Sandiaga ini dinilai juga cukup mampu menggantikan Sri Mulyani. "Tapi kembali lagi, bagaimana penerimaan pasar," imbuhnya.

Sementara nama-nama lain, seperti Rizal Ramli hingga Fuad Bawazier yang belakangan cukup vokal melempar kritik ke pemerintah dinilainya kurang cocok kembali menempati kursi menteri keuangan. 

"Saya rasa tidak cocok karena cenderung soliter, dan mungkin tidak diterima pasar. Mungkin karena cenderung suka bekerja sendiri," kata dia. 


Di sisi lain, Fithra menilai kans Sri Mulyani sendiri untuk kembali memimpin sektor fiskal dalam negeri sudah cukup. Maklum saja, Sri Mulyani sudah menempati jabatan ini sejak era SBY. 

"Kalau pun menjadi menteri, mungkin seharusnya naik menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, atau mungkin ke Bank Dunia, menjadi pengganti Jim Yong Kim (presiden Bank Dunia yang mengundurkan diri beberapa waktu lalu)," jelasnya. 

Berbeda, Piter melihat kapasitas beberapa ekonom di Tanah Air memang cukup baik. Namun, menurutnya belum ada sosok yang tepat untuk menggantikan Sri Mulyani saat ini. Apalagi, kinerja mantan direktur pelaksana Bank Dunia dalam beberapa terkait dinilai cukup memuaskan. 

"Sangat banyak ekonom yang pantas, baik dari kubu pasangan calon nomor urut 01 dan 02, tapi saya kira di antara semua yang pantas itu, Sri Mulyani adalah yang paling baik," pungkasnya. (agi)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER