Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau
BRI berencana
menggandeng Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk menggarap bisnis penukaran uang (money changer) di Arab Saudi. Wakil Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan kerja sama dengan BPKH untuk mengakuisisi money changer di Arab Saudi bakal dilakukan melalui anak usaha perseroan atau yayasan kesejahteraan pegawai."Jadi kerja sama tidak secara langsung karena kan ada anak usaha," ujar Sunarso di Jakarta, Rabu (30/1)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan secara regulasi, BRI memang tak bisa melakukan kerja sama langsung dengan money changer di Arab Saudi. Makanya, perusahaan pelat merah ini menggandeng BPKH.
"Lalu kalau potensinya bisa besar ya untuk money changer di sana, tapi tergantung ukuran yang diambil anak usaha kami," jelas Sunarso.
Sebelumnya, Kepala BPKH Anggito Abimanyu mengatakan lembaga tersebut sudah menyiapkan dana sebesar Rp18,15 triliun untuk berinvestasi di Arab Saudi. Investasi antara lain bakal dilakukan dengan mengakuisisi money changer bersama salah satu perusahaan perbankan nasional.Anggito pun menyebut BPKH dan mitra perbankannya akan sama-sama mengunjungi Arab Saudi dalam waktu dekat guna menengok langsung money changer yang akan diambil alih.
Siapkan Rp6 TriliunDirektur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menyebut pihaknya tahun ini menganggarkan Rp6 triliun untuk mendorong bisnis secara anorganik melalui akuisisi maupun injeksi modal anak usaha.
Adapun selain mengakuisisi money changer lewat anak usaha, BRI juga tengah menjajaki akuisisi satu perusahaan asuransi umum.
“Kriterianya ya (asuransi umum) yang mendukung BRI. Anggaran disiapkan Rp1,5 triliun, tapi bisa lebih rendah dari itu (realisasi)," ucap Haru.
Sementara Direktur Utama BRI Suprajarto menyebut pihaknya kini tengah melirik dua hingga tiga perusahaan asuransi umum yang berpotensi untuk diambil alih. Proses akuisisi diharapkan dapat rampung pada semester I 2019. (aud/agi)