Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (
BUMN)
Rini Soemarno membantah kabar yang menyebutkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau
BRI bakal menjadi penyelamat PT Asuransi Jiwasraya yang tengah terbelit tekanan likuiditas.
Selain nama BRI, Rini juga menepis kabar yang menyebutkan akan ada bank lain yang menyelamatkan perusahaan pelat merah itu. "Siapa bilang? Dengar gosip dari mana sih? Jiwasraya oke
kok. Tidak, tidak ada, jangan gosip-gosip," ucap Rini singkat di Istana Negara, Senin (28/1).
Rini mengatakan Jiwasraya memang tengah didera masalah keuangan, namun hal itu tidak sampai membuat perusahaan asuransi itu perlu diselamatkan oleh pihak tertentu. Menurutnya, Jiwasraya hanya butuh restrukturisasi mendalam agar keuangan mereka bisa kembali sehat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang penting restrukturisasi dengan baik, sehingga investasinya bagus semua," terangnya.
Sebelumnya, Jiwasraya dikabarkan memiliki pembayaran klaim yang tertunda senilai Rp802 miliar untuk produk kerja sama dengan bank mitra sampai Oktober 2018. Perusahaan pun menawarkan untuk membayarkan bunga sebesar Rp96,58 miliar atas 1.286 polis asuransi.
Untuk pemegang polis yang melakukan
roll over atau perpanjangan masa jatuh tempo polis. Perseroan menawarkan bunga dibayar di muka sebesar 7 persen. Sementara, nasabah yang tak bersedia
roll over, mereka
akan diberikan bunga pengembangan 5,75 persen sesuai janji kepada bank mitra dalam surat tertanggal 10 Oktober 2018.
Diketahui, Jiwasraya menjual produk asuransi berbasis investasi melalui kerja sama perbankan (
bancassurance) lewat 11 bank mitra. Produk itu merupakan layanan
wealth management bagi bank mitra Jiwasraya karena merupakan produk asuransi
single premi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator di sektor jasa keuangan non bank pun sempat memberi 'wejangan' kepada Jiwasraya agar berhati-hati dalam menyelesaikan permasalahan keuangannya. Tak ketinggalan, Jiwasraya harus pula terus mengkoordinasikan langkah-langkah yang akan diambil untuk menyehatkan keuangan mereka.
"Jiwasraya harus senantiasa berkoordinasi dan melaporkan (perkembangan penundaan pembayaran klaim) kepada regulator (OJK) dan pemegang saham" ujar Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Riswinandi.
Lebih lanjut ia mengatakan OJK bakal terus mengawasi kondisi Jiwasraya. Meski begitu, Riswinandi menyatakan belum ada laporan apapun ke regulator terkait penyelamatan Jiwasraya oleh pihak mana pun, termasuk BRI.
Sementara Direktur Utama BRI Suprajarto menyatakan perusahaan memang berencana mengakuisisi perusahaan asuransi pada tahun ini. Rencana tersebut pun sudah diinformasikan ke wasit industri jasa keuangan melalui penyampaian Rencana Bisnis Bank (RBB). Namun, ia menyebut perusahaan yang diincar masih terus dikaji.
"Pasti sudah ada (calon), satu, tapi kami lihat nanti prosesnya. Ini juga bergantung kondisi ke depan, karena masih harus minta persetujuan komisaris, Kementerian BUMN, hingga OJK," ujarnya.
Ia hanya menyatakan bahwa perbankan spesialis kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) itu telah menyiapkan dana sekitar Rp1,5 triliun untuk menambah daftar anak usahanya tahun ini. Sayang, ia belum ingin membocorkan apakah perusahaan asuransi yang diakuisisi berstatus sesama perusahaan BUMN atau justru swasta.
Lebih lanjut ia belum ingin memastikan apakah aksi akuisisi ini bakal dilakukan oleh BRI langsung atau melalui anak usaha, PT Asuransi Bringin Artamakmur atau BRINS General Insurance. "Ya tergantung nanti, belum tentu melalui BRINS karena kami masih harus lihat-lihat beberapa asuransi yang menarik di pasar," pungkasnya.
(uli/agt)