
Pemerintah Akui Setoran Pertamina ke Negara Bakal Turun 2019
CNN Indonesia | Kamis, 21/02/2019 11:51 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengaku akan menjaga rasio dividen PT Pertamina (Persero) pada tahun ini tetap dikisaran 30 persen. Dengan kondisi rasio dividen tersebut, setoran atas laba tahun buku 2018 dari BUMN Migas tersebut diperkirakan bakal turun.
Dirjen Anggaran Kementerian Askolani menjelaskan laba Pertamina pada tahun lalu lebih rendah dibanding tahun ini. Namun, pemerintah tak akan memaksa Pertamina menyetorkan dividen sebesar tahun lalu yang mencapai Rp8,57 triliun.
"Kalau kami paksakan setoran dividen tetap sebesar tahun lalu, artinya pay out ratio (PoR) jadi 50-60 persen dan ini bisa tidak seimbang," ujar Askolani di Jakarta, Kamis (21/2).
Untuk menjaga kondisi keuangan Pertamina, menurut dia, pemerintah tetap akan menjadi rasio dividen BUMN migas pada tahun ini. Disisi lain, menurut dia, pemerintah akan menarik setoran dividen lebih besar pada BUMN yang mengantongi kinerja laba lebih tinggi.
"Kami lihat BUMN kan ada yang naik labanya.
Jadi, saling mengkompensasi. Tapi bukan berarti rasio dividennya akan naik, tapi karena laba naik setoran akan lebih besar," jelas dia.
Selama ini, Pertamina selalu menjadi salah satu penyumbang dividen terbesar. Tahun ini, pemerintah menargetkan bagian laba BUMN pada APBN 2019 sebesar Rp45,6 triliun.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo sebelumnya memperkirakan laba Pertamina tahun lalu masih mencapai sekitar Rp20 triliun. Kendati masih cukup tinggi, proyeksi laba tersebut anjlok dibanding 2017 yang mencapai US$2,54 miliar atau sekitar Rp34,4 triliun (kurs Jisdor akhir 2017 Rp13.548 per dolar AS). (ulf/agi)
Dirjen Anggaran Kementerian Askolani menjelaskan laba Pertamina pada tahun lalu lebih rendah dibanding tahun ini. Namun, pemerintah tak akan memaksa Pertamina menyetorkan dividen sebesar tahun lalu yang mencapai Rp8,57 triliun.
"Kalau kami paksakan setoran dividen tetap sebesar tahun lalu, artinya pay out ratio (PoR) jadi 50-60 persen dan ini bisa tidak seimbang," ujar Askolani di Jakarta, Kamis (21/2).
Untuk menjaga kondisi keuangan Pertamina, menurut dia, pemerintah tetap akan menjadi rasio dividen BUMN migas pada tahun ini. Disisi lain, menurut dia, pemerintah akan menarik setoran dividen lebih besar pada BUMN yang mengantongi kinerja laba lebih tinggi.
"Kami lihat BUMN kan ada yang naik labanya.
Jadi, saling mengkompensasi. Tapi bukan berarti rasio dividennya akan naik, tapi karena laba naik setoran akan lebih besar," jelas dia.
Selama ini, Pertamina selalu menjadi salah satu penyumbang dividen terbesar. Tahun ini, pemerintah menargetkan bagian laba BUMN pada APBN 2019 sebesar Rp45,6 triliun.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo sebelumnya memperkirakan laba Pertamina tahun lalu masih mencapai sekitar Rp20 triliun. Kendati masih cukup tinggi, proyeksi laba tersebut anjlok dibanding 2017 yang mencapai US$2,54 miliar atau sekitar Rp34,4 triliun (kurs Jisdor akhir 2017 Rp13.548 per dolar AS). (ulf/agi)
ARTIKEL TERKAIT

KPPU Teliti Dugaan Monopoli Avtur oleh Pertamina
Ekonomi 9 bulan yang lalu
Jokowi Ingin Bangun 3.000 Balai Latihan Kerja di Pesantren
Ekonomi 9 bulan yang lalu
PUPR Ungkap Penipuan dalam Program Sejuta Rumah
Ekonomi 9 bulan yang lalu
Menilik Kertas Kraft Aceh, BUMN Rugi Tempat Kerja Jokowi Dulu
Ekonomi 9 bulan yang lalu
Mendag Enggar Jelaskan Beda Data Impor Jagung Jokowi dan BPS
Ekonomi 9 bulan yang lalu
Tanah-tanah 'Raksasa' di Seputar Prabowo dan Jokowi
Ekonomi 9 bulan yang lalu
BACA JUGA

Peraih Emas Kaget dengan Besaran Bonus SEA Games 2019
Olahraga • 12 December 2019 22:25
Presiden Jokowi Lantik Anggota Wantimpres Besok
Nasional • 12 December 2019 21:50
Puan Minta Nadiem Tak Buru-buru Hapus Ujian Nasional
Nasional • 12 December 2019 18:27
Jokowi Sebut Bonus Emas SEA Games Naik Jadi Rp500 Juta
Olahraga • 12 December 2019 18:02
TERPOPULER

Kemenhub Kaji Truk 2 Gandar Melintas di Tol Layang Japek II
Ekonomi • 1 jam yang lalu
Garuda Kembalikan Servis Awak Kabin yang Hilang di Era Ari
Ekonomi 10 jam yang lalu
Caplok Bank Permata, Bangkok Bank Ungkap Strategi Bisnis
Ekonomi 9 jam yang lalu