Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (
The Fed) menyatakan tak akan terburu-buru mengambil keputusan terkait perubahan suku
bunga acuan. Hal ini disampaikan Gubernur The Fed Jerome Powell kepada parlemen AS pada Selasa (26/2) ketika ia menguraikan pendekatan bank sentral terhadap ekonomi yang cenderung melambat.
Di depan Komite Perbankan Senat, Powell menguraikan tentang "sinyal yang saling bertentangan" yang sebenarnya telah mengemuka dalam beberapa pekan terakhir, termasuk data penjualan ritel yang mengecewakan dan aspek-aspek ekonomi lainnya yang kontras dengan lapangan kerja baru yang stabil, pertumbuhan upah, dan pengangguran rendah yang sedang berlangsung.
"Prospek ekonomi paling mendasar berada dalam kondisi yang baik," ujar Powell, seperti dikutip dari
Reuters, Rabu (27/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Powell juga memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh solid meski melambat dibanding tahun lalu yang diperkirakan sebesar 3 persen. Menurut Powell, pertumbuhan yang lebih lambat di luar AS mandatangkan hambatan pada perekonomian Negara Paman Sam tersebut yang kemungkinan akan lebih terasa dalam beberapa bulan mendatang.
"Kami telah membuat perkiraan yang bagus dengan komite pengaturan suku bunga yang benar-benar memonitor arus lalu lintas perdagangan, risikonya dan saat ini kami akan lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan dengan mengambil lebih banyak waktu," jelas dia.
Pendekatan yang lebih berhati-hati terkait kenaikan suku bunga telah menjadi pokok pernyataan The Fed sejak awal bulan lalu. Komentar Powell kali ini memperkuat pergeseran kebijakan The Fed yang sudah disampaikan bulan lalu.
Saat itu, ia mengindikasikan akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga yang dilakukan selama tiga tahun terakhir dan diproyeksikan akan berjalan dengan baik hingga 2020 hingga kondisi inflasi dan dinamika pertumbuhan ekonomi berubah.
"Lapangan pekerjaan baru dalam angka angkatan kerja, telah mengejutkan bank sentral dan ada lebih banyak ruang untuk tumbuh," terang Powell.
Powell, yang telah memimpin The Fed selama lebih dari setahun, hampir tidak menghadapi tekanan balik dari Partai Republik pada panel Senat, seperti yang pernah dihadapi oleh mantan ketua Fed Janet Yellen.
Setelah menaikkan suku bunga empat kali pada 2018 dan mengantisipasi kenaikan lebih lanjut pada 2019, The Fed pada Januari beralih ke sikap "sabar" karena kekhawatiran tentang ekonomi global berakar, dan pasar menyuarakan keraguan tentang pemulihan ekonomi AS.
Suku bunga pinjaman semalam The Fed saat ini berada dalam kisaran 2,25 persen hingga 2,50 persen.
Terdapat sejumlah komentar dari anggota parlemen terkait upaya The Fed mennjaga neraca pembayaran pada kisaran US$3,5 triliun, lebih rendah dari US$4 triliun saat ini.
Anggota parlemen Republik umumnya telah mendorong bank sentral untuk mengurangi jejak keuangan yang meningkat akibat program era krisis yang oleh banyak pihak dianggap berisiko.
Pasar keuangan sebagian besar tidak tergerak oleh pernyataan Powell, yang merupakan yang pertama dari dua dengar pendapatnya minggu ini di Kongres. Dia dijadwalkan muncul di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR pada hari Rabu.
Imbal hasil Treasury AS lebih rendah di perdagangan sore sementara indeks saham utama AS sedikit lebih tinggi. Dolar melemah terhadap sekeranjang mata uang
(reuters/agi)