Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat menganggap
tarif Mass Rapid Transit (
MRT) Jakarta yang rata-rata sebesar Rp8.500 dianggap sudah cukup terjangkau, meski tak serta merta membuat mereka beralih menggunakan transportasi baru yang modern tersebut.
Yohanes, contohnya. Pria berusia 25 tahun ini menganggap Rp8.500 sudah cukup terjangkau. Terlebih menurut dia, angka itu sudah mengkompensasi waktu tempuh dan kemacetan yang ia alami jika berkendara di jalan raya.
"Apalagi saya setiap hari melalui jalur Senayan dan Bundaran HI, jadi tentu akan sangat terbantu dengan hadirnya MRT," jelas Yohanes di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (26/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja menurut dia, ia tak akan langsung 'berpindah hati' menggunakan MRT. Yohanes bilang ia baru akan menggunakan MRT jika kondisi yang ia alami cukup terdesak. Misalkan, jika ia harus bertemu klien dalam waktu yang cukup kilat.
"Untuk urusan transportasi publik, MRT mungkin akan menjadi pilihan kedua setelah busway. Tapi kalau memang saya butuh waktu 10 menit point-to-point ya tentu naik MRT," kata dia.
Meski tarifnya terjangkau, ia meminta MRT untuk tidak menurunkan kualitas layanan dan fasilitas yang tersedia. Menurut Yohanes, MRT harus mengedepankan ketepatan waktu dan tidak boleh mengurangi armada demi menjaga rentang waktu antar armada (headway).
"Mungkin kalau perlu memberlakukan sistem sanksi sekian rupiah kalo membuang sampah, atau makan di MRT, dan lain-lain. CCTV dan petugas keamanan juga perlu diperhatikan," papar dia.
Dia menambahkan pengelola MRT Jakarta harus menyediakan fasilitas petunjuk gate atau line yang jelas dan mudah dipahami agar bisa diikuti penumpang. Hal itu dilakukan untuk mengkompensasi jumlah petugas keamanan yang tidak begitu banyak di kawasan stasiun MRT.
Setali tiga uang, Arif (32) juga mengatakan bahwa tarif MRT saat ini masih sangat terjangkau. Ia juga mengaku senang karena punya alternatif transportasi menuju kantornya di kawasan Jalan Jenderal Sudirman.
"Jadi kalau melihat kelebihannya, harga seperti itu tentu sudah cukup bagi saya," terang Arif.
Namun, pria yang berprofesi sebagai pengembang piranti lunak (
software engineer) ini mengaku tidak akan mengganti pilihan transportasi secara permanen ke MRT.
Menurut dia, TransJakarta masih akan menjadi pilihan karena tarif yang lebih murah, yakni Rp3.500 sekali jalan. Terlebih, ketersediaan armada TransJakarta kini sudah begitu banyak.
[Gambas:Video CNN]
"Mungkin sekali atau dua kali saya akan coba naik MRT. Tapi kalau secara permanen pindah haluan, nampaknya tidak," pungkas dia.
(glh/lav)