Jakarta, CNN Indonesia -- Riset terbaru mengungkap 93 persen mitra UMKM Go-Food mengalami peningkatan volume transaksi dan 55 persen mitra mendapatkan peningkatan klasifikasi omzet.
Hal itu diungkap Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K. Walandouw dalam riset terbaru soal kontribusi Gojek terhadap ekonomi nasional. Dia menuturkan kontribusi UMKM Go-Food pada 2018 naik hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan 2017.
"Pertumbuhan kontribusi mitra UMKM ini antara lain disebabkan oleh optimalisasi fitur teknologi Gojek yang digunakan oleh mitra UMKM Go-Food," kata Paksi dalam keterangan yang dikutip
CNNIndonesia.com, Kamis (28/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan peningkatan volume dan omset tersebut memicu mitra UMKM untuk mengembangkan usahanya. Hal tersebut, kata Paksi, ditunjukkan dari 85 persen responden yang menginvestasikan kembali pendapatannya ke usaha mereka.
Riset itu mengungkap 72 persen mitra UMKM memiliki omzet Rp300 juta/tahun dan 75 persen di antaranya menerapkan pembayaran non-tunai setelah menjadi mitra Go-Food. "Go-Food meningkatkan volumen transaksi mitra UMKM dan mendatangkan pelanggan baru," kata Paksi.
Sejumlah konsumen pengguna Go-Food pun memberikan kesannya setelah mendapatkan pelayanan tersebut. Rorien Novrian mengatakan dirinya sering menggunakan Go-Food karena banyak pilihan dan pelayanan yang cepat.
"Pilihan restorannya banyak," kata dia.
Lainnya, Katri Adiningtyas mengungkapkan selain banyak pilihan, aplikasinya pun ramah dengan pengguna. "Aplikasinya
user friendly," katanya.
Riset itu mengungkapkan 98 persen mitra pun merasa Go-Food memperlakukan mereka secara setara dan diuntungkan. Selain itu, 90 persen mitra bergabung dengan Go-Food untuk meningkatkan pemasaran.
(asa)