Jakarta, CNN Indonesia -- Kekhawatiran perusahaan-perusahaan
Uni Eropa terhadap
perdagangan global semakin meningkat. Kamar Dagang Uni Eropa di China mengaku bahwa
perang dagang antara AS dengan China telah merugikan perusahaan-perusahaan Uni Eropa.
"Sekarang, perdagangan dipandang sebagai ketidakpastian di lingkungan bisnis, apakah ada kesepakatan atau tidak, dan sebagai sesuatu yang tidak akan diselesaikan dengan cepat," ujar Wakil Presiden Kamar Dagang Uni Eropa di China Charlotte Roule, dilansir
AFP, Senin (20/5).
Diketahui Pemerintah AS dan China masih melakukan perundingan perdamaian. Namun, selagi menunggu hasil perundingan, penerapan tarif 'selangit' atas produk kedua negara tetap diberlakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini, seperempat perusahaan Eropa di China juga ikut menaikkan tarif atas produk China. Perusahaan-perusahaan itu memproduksinya di China, kemudian mengekspor ke seluruh dunia.
Sementara, enam persen dari total perusahaan Eropa di China terpaksa memindahkan tempat produksinya ke Asia atau Eropa demi menghindari sanksi AS dengan mematok tarif selangit.
"Masalah mendasar dari perang dagang adalah solusi untuk mengatasi hambatan akses pasar dan tantangan peraturan, sambil juga menangani reformasi BUMN dan transfer teknologi secara paksa," imbuh Roule.
Ia menuturkan sekitar 20 persen dari jumlah perusahaan Eropa di China diminta untuk melakukan transfer teknologi. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari dua tahun sebelumnya.
[Gambas:Video CNN] (afp/bir)