Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar
rupiah diperdagangkan di level Rp14.255 per
dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (11/6) pagi.
Posisi ini melemah 5 poin atau 0,04 persen dari Senin (10/6) di posisi Rp14.250 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah melemah bersama yen Jepang minus 0,14 persen. Namun, mayoritas mata uang lain justru berada di zona hijau.
Ringgit Malaysia menguat 0,03 persen, dolar Hong Kong 0,05 persen, dolar Singapura 0,07 persen, baht Thailand 0,08 persen, peso Filipina 0,23 persen, yuan China 0,27 persen, dan won Korea Selatan 0,28 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitu pula dengan beberapa mata uang utama yang turut menguat dari dolar AS. Dolar Australia menguat 0,02 persen, euro Eropa 0,01 persen, dan dolar Kanada 0,01 persen. Sementara rube Rusia dan poundsterling Inggris stagnan. Sedangkan franc Swiss melemah 0,02 persen dari mata uang Negeri Paman Sam.
Kendati rupiah melemah tipis pada pagi ini, namun Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi melihat kecenderungan rupiah masih akan bergerak menguat. Sebab, setidaknya masih ada sentimen dari inflasi yang cukup sesuai dengan ekspektasi pasar.
Kemudian, ada pula sentimen dari kenaikan peringkat utang Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional, S&P. "Sementara dari luar, sentimennya masih kencang dari ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/6).
Selain itu, masih ada kekhawatiran pasar akan kelanjutan perang dagang AS-China. Meski, sentimen perang dagang AS-Meksiko yang mereda sempat memberikan angin segar kepada pasar. (uli/agt/agt)