Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (
BI) memperkirakan rata-rata nilai tukar
rupiah pada 2020 berpeluang menguat pada kisaran Rp13.900-Rp14.300 per
dolar Amerika Serikat (AS). Proyeksi tersebut mempertimbangkan potensi penguatan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang berlanjut tahun depan.
"Prospek nilai tukar rupiah juga ditopang berbagai upaya pendalaman pasar keuangan yang dapat meningkatkan efisiensi pasar valas domestik dan memperkuat resiliensi rupiah terhadap gejolak eksternal," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat menghadiri Rapat Kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Selasa (11/6).
Perry mengungkapkan secara rata-rata nilai tukar sepanjang tahun ini akan berada di kisaran Rp14.000-Rp14.400 per dolar AS. Hingga 10 Juni 2019, rata-ratanya mencapai Rp14.187, atau menguat 0,41 persen dibanding rata-rata tahun lalu Rp14.246 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu tak lepas dari surplus NPI sejalan dengan prospek aliran modal yang berlanjut. Sebagai catatan, hingga kuartal I 2019, NPI tercatat surplus US$2,4 miliar.
"Defisit transaksi berjalan 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari 2018,yaitu dalam kisaran 2,5 persen-3 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) meskipun tidak serendah perkiraan semula," ujarnya.
Tahun depan, NPI diperkirakan akan menguat ditopang oleh peningkatan aliran modal masuk asing dan penurunan defisit transaksi berjalan.
"Aliran modal masuk asing diperkirakan meningkat dipengaruhi prospek perekonomian nasional yang membaik didukung oleh koordinasi kebijakan yang kuat antara Pemerintah, Bank Indonesia, dan berbagai pemangku kebijakan terkait serta kondisi moneter global yang melonggar, " ujarnya.
Adapun defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap terkendali di kisaran 2,5 persen-3 persen terhadap PDB ditopang oleh kondisi global yang membaik sehingga mendukung kinerja ekspor.
"Tetap terkendalinya defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi dampak positif berbagai program pemerintah untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan, termasuk penguatan kinerja investasi, ekspor, dan sektor pariwisata," ujarnya.
Dengan prospek perekonomian domestik yang diperkirakan BI membaik di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen dan nilai tukar yang terkendali, BI memperkirakan inflasi tahun depan tetap terjaga rendah. BI menargetkan inflasi ada di kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada 2020 atau menurun dibandingkan targetnya tahun ini, 3,5 persen plus minus 1 persen.
[Gambas:Video CNN] (lav/lav)