Jakarta, CNN Indonesia -- PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), pengelola aplikasi pembayaran nontunai
LinkAja memastikan ada lima Badan Usaha Milik Negara (
BUMN) yang akan masuk sebagai pemegang saham dengan total kepemilikan 10 persen pada kuartal III 2019 mendatang.
Direktur Utama Fintek Karya Nusantara Danu Wicaksana mengatakan lima BUMN yang dimaksud, yakni PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
"Dari 100 persen, kepemilikan 10 persen kami sisihkan untuk lima BUMN lain-lain ini," ucap Danu, Kamis (4/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia tak mengatakan detail potensi raihan dana segar dari masuknya lima BUMN tersebut ke Finarya. Danu mengatakan jumlah investasinya masih belum ditentukan.
"Belum ditentukan. Nanti ada dari Kementerian BUMN juga," jelas dia.
Selain lima BUMN tadi, sudah ada delapan perusahaan pelat merah yang juga sudah berkomitmen untuk menanamkan dananya di LinkAja. Mereka adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), dan PT Danareksa (Persero).
Delapan perusahaan itu akan masuk sebagai pemegang saham di Finarya secara bertahap. Yang pasti, saat ini 100 persen perusahaan masih digenggam oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak usaha dari PT Telekomunikasi Indonesia (Persero).
Mengutip keterbukaan informasi Telkom di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), delapan BUMN tadi bersama Finarya telah menandatangani lembar kesepakatan terkait rencana penerbitan saham baru oleh Finarya. Nantinya, saham-saham yang diterbikan akan dibeli oleh perusahaan pelat merah tersebut.
Transaksi penerbitan saham baru Finarya ini diatur dalam perjanjian penyetoran saham bersyarat yang mengatur tentang pelaksanaan penyetoran saham Finarya. Pelaksanaan penyetoran dilakukan dalam tiga tahap.
Pertama, penyetoran saham dilakukan paling lambat 31 Juli 2019. Finarya akan menerbitkan saham baru sebanyak 66.526 saham dengan nilai penyetoran Rp665,26 miliar. BUMN yang akan menyetorkan investasinya adalah Telkomsel, Bank Mandiri, BRI, BNI, Jiwasraya, dan Danareksa.
Kedua, proses penyetoran dilakukan maksimal pada 31 Oktober 2019. Total saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 18.600 saham dengan nilai Rp186 miliar. Ada tiga BUMN yang akan mengeksekusi, yakni Telkomsel, BTN, dan Pertamina.
Ketiga, Finarya akan memberikan kesempatan untuk investor BUMN lain yang ingin berinvestasi di perusahaan. Penyetoran saham dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2019. Jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak 80 ribu saham dan nilai penyetoran Rp800 miliar.
Jika dalam tahap tiga ada investor lain yang berminat, maka Telkomsel nantinya hanya memiliki saham sebesar 25 persen, Bank Mandiri 17,03 persen, BRI 17,03 persen, BNI 17,03 persen, BTN 6,13 persen, Pertamina 6,13 persen, Jiwasraya 1 persen, Danareksa 0,63 persen, dan investor lain 10,02 persen.
Namun, jika tak ada investor lain yang berminat, maka komposisi saham menjadi Telkomsel 25 persen, Bank Mandiri 19,71 persen, BRI 19,71 persen, BNI 19,71 persen, BTN 7,12 persen, Pertaina 7,12 persen, Jiwasraya 1 persen, dan Danareksa 0,63 persen.
(agi/agi)