Buntut OTT KPK Direksi Duo BUMN, PT Inti Janji Kooperatif

CNN Indonesia
Kamis, 01 Agu 2019 12:50 WIB
PT INTI (Persero) akan bersikap kooperatif dan mengikuti prosedur standar operasi yang berlaku terkait dugaan keterlibatan dalam OTT KPK terhadap Direksi AP II.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT INTI (Persero) menyatakan akan bersikap kooperatif dan mengikuti prosedur standar operasi yang berlaku terkait dugaan keterlibatan oknum perusahaan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap salah satu direksi PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II di Jakarta Selatan, Rabu (31/7).

"PT INTI (Persero) akan mengikuti semua proses yang berlaku dan sementara ini mengambil sikap untuk menunggu perkembangan informasi selanjutnya dari aparat penegak hukum terkait," ujar Pelaksana Tugas Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT INTI Gde Pandit Andika dalam keterangannya, dikutip Kamis (1/8).

Perusahaan, lanjutnya, meyakini KPK masih akan menjalankan tanggung jawab dan kewenangannya terkait penyelidikan ataupun penyidikan sesuai aturan hukum yang berlaku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan terpisah, Gde mengatakan perusahaan belum mengetahui siapa oknum perusahaan yang terlibat dalam dugaan penyerahan uang untuk salah satu direksi AP II terkait proyek yang dikerjakan perusahaan.

"Di pemberitaan kan hanya menyebut nama perusahaan, nama-nama orangnya belum ada," jelasnya.

Perusahaan, sambung ia, selama ini mengerjakan proyek-proyek terkait telekomunikasi dan elektronika. Namun, setahunya, perusahaan pelat merah ini belum pernah mengerjakan proyek bersama AP II meski pun perusahaan melakukan penjajakan.

"Kalau misalkan kita mau menuju satu pekerjaan kan kita melakukan jasa penawaran kemampuan yang ada prosesnya," jelasnya.

Sebagai catatan, tahun ini, AP II menargetkan penyelesaian 338 program dan proyek yang bekerja sama dengan vendor. Adapun alokasi investasinya mencapai Rp14 triliun.

Mayoritas proyek-proyek tersebut terkait pembangunan dan pengembangan bandara-bandara termasuk fasilitas sisi darat dan sisi udara. Namun, perusahaan mengalokasikan sekitar Rp500 miliar di antaranya untuk pengembangan infrastruktur lunak seperti infrastruktur digital yang menunjang operasional bandara.
[Gambas:Video CNN] (sfr/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER