Ekonom Sebut Pemindahan Ibu Kota Tak Kuat Dongkrak Ekonomi

CNN Indonesia
Senin, 26 Agu 2019 20:15 WIB
Ekonom Indef Rizal Taufikurahman memperkirakan pemindahan ibu kota negara yang dilakukan Jokowi tak akan kuat mendorong ekonomi nasional dan Kalimantan Timur.
Presiden Jokowi saat mengumumkan pemindahan ibu kota, Senin (26/8). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom Indef Rizal Taufikurahman memperkirakan pemindahan ibu kota negara yang dilakukan Jokowi tak akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. Perkiraan ia dasarkan pada hasil studi Indef.

Studi ini dilangsungkan pada Agustus 2019 menggunakan sumber data Badan Pusat Statistik (BPS), tabel sistem Neraca Sosial Ekonomi 2008 yang diperbaharui, tabel input output interegional terbaru, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) terbaru, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) terbaru, dan beberapa data pendukung lainnya.

Hasil studi menunjukkan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur hanya menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 0,24 persen ke wilayah tersebut.  Selain Kalimantan Timur, provinsi yang mendapat berkah pertumbuhan ekonomi dari pemindahan ibu kota adalah Kalimantan Selatan dan Papua Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keduanya diprediksi mendapat tambahan pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 0,01 persen dari pemindahan ibu kota tersebut. 

"Meskipun untuk pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) di Pulau Kalimantan secara umum berdampak positif, namun nilainya sangat kecil dan tidak signifikan," katanya belum lama ini.

Indef juga menemukan bahwa pemindahan ibu kota tak membawa dampak signifikan kepada indikator makro ekonomi yang menopang pertumbuhan, seperti konsumsi rumah tangga, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor impor.

Ia menuturkan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur justru menyumbang penurunan konsumsi rumah tangga nasional sebesar 0,04 persen. Rencana ini hanya mampu mengerek konsumsi rumah tangga Kalimantan Timur sebesar 0,24 persen.

"Ini menunjukkan rencana tersebut tidak memberikan harapan baik dalam mendorong konsumsi rumah tangga secara nasional," ujarnya.

Tak jauh berbeda, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur tidak memberikan dampak sama sekali kepada pertumbuhan investasi nasional. Rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur hanya berdampak positif kepada kenaikan investasi di Kalimantan Timur sebesar 0,20 persen dan Kalimantan Utara 0,02 persen.

[Gambas:Video CNN]
Dari sisi ekspor impor, sambung dia, pemindahan ibu kota justru menekan kedua daerah tersebut. Kinerja ekspor nasional juga diprediksi turun 0,01 persen.

Tak hanya level nasional, pemindahan ibu kota juga mengurangi ekspor dari Kalimantan Timur sebesar 0,13 persen, Kalimantan Barat 0,01 persen, Kalimantan Tengah 0,01 persen, Kalimantan Utara 0,02 persen.

Dari sisi impor, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur menekan impor nasional sebesar 0,01 persen. Hampir semua provinsi di Indonesia terdampak negatif di kisaran 0,01-0,05 persen. Hanya kinerja impor Kalimantan Timur yang tercatat naik sebesar 0,22 persen dan Kalimantan Utara sebesar 0,02 persen dari pemindahan ibu kota.

Satu-satunya indikator ekonomi makro yang mendapatkan sentimen positif dari pemindahan ibu kota adalah belanja pemerintah. Tak heran, sebab pemindahan ibu kota menyedot dana Rp323 triliun-Rp466 triliun.

Indef memproyeksi pemindahan ibu kota akan menyumbang belanja pemerintah nasional sebesar 0,34 persen. Upaya pemindahan ibu kota juga berkontribusi pada kenaikan belanja pemerintah Kalimantan Timur sebesar 16,12 persen.

Secara umum, Indef menilai sebaiknya pemerintah meninjau ulang rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan. Alasannya, anggaran investasi untuk ibu kota baru tidak mendorong pertumbuhan ekonomi sebagaimana tercermin dari berbagai indikator makro ekonomi di atas.

"Pemindahan ibu kota saat ini tidak memberikan dampak dalam perbaikan pertumbuhan ekonomi, sehingga saat ini bukan menjadi prioritas untuk pembangunan ekonomi," katanya.

Sekadar informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan lokasi ibu kota baru terletak di Kalimantan Timur, tepatnya di dua kabupaten yakni Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara.

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur, " kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/8).

(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER