Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati mengaku tak masalah bila kini harus bekerja bersama
Prabowo Subianto, yang sebelumnya kerap melempar kritik kepadanya.
Keduanya kini berada di Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Jokowi menunjuk Sri Mulyani untuk kembali menjadi bendahara di kabinet guna mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara Prabowo ditunjuk untuk menduduki kursi Menteri Pertahanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya tidak apa, kami kan kerja. Kami bekerja di bawah pimpinan Pak Presiden," ucap Sri Mulyani usai dilantik oleh Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10).
Sayangnya, menteri pertahana dari Kabinet Kerja itu enggan memberikan tanggapan lebih jauh terkait prospek hubungannya dengan Prabowo ke depan. Khususnya, ketika para menteri di kabinet baru sudah mulai efektif menunaikan aktivitas kerja hingga rapat-rapat bersama.
Untuk diketahui, Prabowo sebelumnya kerap melempar kritik kepada pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK). Bahkan, kritik itu juga kerap menyasar ke Sri Mulyani lantaran menjadi pengelolaan keuangan negara di era pemerintahan periode pertama Jokowi.
Prabowo pernah melontarkan gagasan ke publik agar jabatan menteri keuangan diganti menjadi menteri pencetak utang. Meski tidak menyebut nama Sri Mulyani, namun kritik Prabowo secara tidak langsung seringkali menyinggung Sri Mulyani.
Wacana gagasan itu disampaikan Prabowo pada Januari lalu, ketika masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Ia melempar wacana itu lantaran tersadar akan jumlah utang Indonesia yang kian menumpuk.
"Kalau menurut saya, jangan disebut lagi lah ada Menteri Keuangan. Mungkin menteri pencetak utang," kata Prabowo kala itu.
Kritik itu pun kemudian dibalas Sri Mulyani melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Ia mengunggah curahan hati alias
curhat melalui tulisan dan foto. Intinya, dalam unggahan itu, Sri Mulyani ingin menekankan bahwa ia mau tidak mau menarik utang demi pembangunan nasional.
Namun, utang itu tidak pernah menjadi sia-sia. Sebab, hasil nyata bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
"Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang. Kami menyelesaikan Ribuan kilometer jalan raya, tol, jembatan Untuk rakyat, untuk kesejahteraan. Kami menyelesaikan puluhan embung dan air bersih, bagi jutaan saudara kita yang kekeringan puluhan ribu rumah, untuk mereka yang memerlukan tempat berteduh," tulisnya.
[Gambas:Video CNN] (uli/lav)