
Rokok Kerek Inflasi Oktober 0,02 Persen
CNN Indonesia | Jumat, 01/11/2019 09:35 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi secara bulanan (month-to-month) sebesar 0,02 persen pada Oktober 2019. Angka ini berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya di mana indeks harga deflasi, 0,27 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan realisasi ini menjadikan inflasi tahun kalender mencapai 2,20 persen hingga Oktober kemarin. Tetapi, inflasi ini lebih rendah dibanding dari Oktober tahun lalu yang tercatat sebesar 0,28 persen.
"Angka ini inflasi ini terkendali, tinggal 2 bulan lagi dan saya yakin target inflasi akan tercapai" ujarnya, Jumat (1/11).
Suhariyanto mengatakan inflasi terjadi di 49 kota di Indonesia, sedangkan 39 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 1,22 persen dan terendah terjadi di tiga kota yakni Pematang Siantar, Tual, dan Ternate sebesar 0,01 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan realisasi ini menjadikan inflasi tahun kalender mencapai 2,20 persen hingga Oktober kemarin. Tetapi, inflasi ini lebih rendah dibanding dari Oktober tahun lalu yang tercatat sebesar 0,28 persen.
"Angka ini inflasi ini terkendali, tinggal 2 bulan lagi dan saya yakin target inflasi akan tercapai" ujarnya, Jumat (1/11).
Suhariyanto mengatakan inflasi terjadi di 49 kota di Indonesia, sedangkan 39 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 1,22 persen dan terendah terjadi di tiga kota yakni Pematang Siantar, Tual, dan Ternate sebesar 0,01 persen.
Jika dilihat secara komponen, kelompok bahan makanan jadi, minuman, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,45 persen dengan sumbangan kepada inflasi sebesar 0,08 persen. Dari komponen ini, lanjut dia, komoditas yang cukup dominan kepada inflasi adalah nasi dan lauk pauk, rokok kretek dan rokok putih yang menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Selain itu, beberapa komoditas mengalami kenaikan adalah harga daging ayam ras sebesar 0,05 persen dan bawang merah sebesar 0,02 persen.
"Tetapi karena banyak komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai, maka bahan mengalami deflasi 0,41 persen," katanya.
Sementara itu, inflasi inti masih bergerak 0,17 persen yang mengindikasikan bahwa deflasi ini bukan terjadi karena penurunan daya beli masyarakat. Dengan demikian, ini menyebabkan inflasi secara tahunan (year-on-year) mencapai 3,13 persen.
(ulf/sfr)
Selain itu, beberapa komoditas mengalami kenaikan adalah harga daging ayam ras sebesar 0,05 persen dan bawang merah sebesar 0,02 persen.
"Tetapi karena banyak komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai, maka bahan mengalami deflasi 0,41 persen," katanya.
Sementara itu, inflasi inti masih bergerak 0,17 persen yang mengindikasikan bahwa deflasi ini bukan terjadi karena penurunan daya beli masyarakat. Dengan demikian, ini menyebabkan inflasi secara tahunan (year-on-year) mencapai 3,13 persen.
ARTIKEL TERKAIT

Sri Mulyani Yakin Inflasi Tak Bengkak Meski Cukai Rokok Naik
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Ayam dan Rokok Bikin Inflasi 0,08 Persen Minggu Ke-4 Oktober
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BI Prediksi Tingkat Harga Oktober 2019 Inflasi 0,04 Persen
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Menkeu Nilai Deflasi September Bukan Sinyal Daya Beli Rendah
Ekonomi 2 bulan yang lalu
Sri Mulyani Yakin Kenaikan Cukai Rokok Tak Akan Kerek Inflasi
Ekonomi 2 bulan yang lalu
Beri Uang ke RT Dinilai Wajar, Persepsi Anti Korupsi Turun
Ekonomi 2 bulan yang lalu
BACA JUGA

Indeks Demokrasi Indonesia Naik 0,28, Kebebasan Sipil Menurun
Nasional • 29 July 2019 15:06
Anies Jamin 'Rumah Tangga' Jakarta Usai Lebaran Aman
Nasional • 10 June 2019 12:56
FOTO: Inflasi Kobarkan Amarah Warga Haiti
Internasional • 13 February 2019 17:38
Sandi Lebih Percaya Keluhan Emak-emak Dibanding Data
Nasional • 10 January 2019 05:53
TERPOPULER

Trump Kecam Bank Dunia Karena Beri Pinjaman ke China
Ekonomi • 2 jam yang lalu
Jokowi Targetkan Tol JORR II Selesai Akhir 2020
Ekonomi 6 jam yang lalu
OPEC Akan Pangkas Produksi Minyak 1,7 Juta Barel per Hari
Ekonomi 5 jam yang lalu