Jakarta, CNN Indonesia --
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan 110
pesantren akan membentuk perusahaan induk (
holding) bisnis pesantren nasional. Upaya itu merupakan bentuk kemandirian ekonomi pesantren di samping memberikan pendidikan agama.
"Artinya selain pondok pesantren melakukan pendidikan, tetapi juga mandiri secara kebutuhan untuk santri dan santriwatinya. Itu yang lebih penting," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, Selasa (12/11).
Konsep
holding usaha pesantren, lanjutnya, merupakan integrasi beberapa unit usaha pesantren guna memperkuat permodalan, pengembangan pasar hingga akses informasi. Pembentukan holding ini disusun bersama oleh bank sentral dengan Kementerian Agama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami belum berpikir apa bentuknya, tetapi dari sisi keinginan, mereka ingin lakukan sinergi dan koordinasi untuk sama-sama memajukan bisnis pesantren," ucapnya.
Dalam hal ini, bank sentral bertindak sebagai akselerator. Kewenangan BI adalah memastikan bahwa arah pengembangan unit usaha tersebut tepat serta memberikan hasil nyata.
Ia bilang terdapat empat langkah yang dicanangkan oleh BI dan Kementerian Agama untuk mendukung pembentukan
holding bisnis pesantren.
Pertama, penyusunan standardisasi laporan keuangan unit usaha pesantren.
Kedua, pemberdayaan unit usaha pesantren melalui pilot proyek kegiatan usaha potensial.
Ketiga, pengembangan
virtual market untuk mendorong lini usaha pesantren.
Keempat, pengembangan
holding pesantren yang berfungsi sebagai perusahaan skala nasional yang menjaga kepentingan pesantren sebagai unit produksi nasional.
"Kami ingin lihat bahwa pesantren saat sudah punya keunggulan kompetitif dari unit usahanya itu seharusnya bisa dinaikkelaskan, menjadi salah satu pilar ekonomi kita," ujarnya.
[Gambas:Video CNN] (ulf/sfr)