
Defisit APBN Tembus Rp289 T per Oktober 2019
CNN Indonesia | Senin, 18/11/2019 13:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah tembus Rp289,1 triliun per Oktober kemarin. Defisit tersebut mencapai 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)
Realisasi defisit tersebut meningkat dari posisi Agustus 2019 yang masih baru mencapai Rp199,1 triliun atau 1,24 persen dari PDB. Realisasi ini juga lebih tinggi dari Oktober 2018.
Pada saat itu, defisit baru mencapai Rp229,7 triliuan atau 1,56 persen dari PDB . Secara umum, realisasi defisit anggaran bulan lalu sudah mendekati target defisit APBN sampai akhir tahun sebesar Rp296 triliun atau 1,84 persen dari PDB.
Bendahara negara mengatakan peningkatan defisit terjadi karena realisasi penerimaan negara masih jauh di bawah belanja negara. Sebagai informasi, penerimaan negara baru mencapai Rp1.508,9 triliun atau baru 69,7 persen dari target di APBN 2019 yang sebesar Rp2.168,1 triliun.
Di sisi lain, belanja negara pada periode yang sama sudah mencapai Rp1.798 triliun atau 73,1 persen dari target APBN 2019 yang sebesar Rp2.461,1 triliun. Dengan realisasi tersebut berarti, penerimaan negara tercatat hanya naik 1,2 persen.
Tapi di sisi lain, belanja negara tumbuh mencapai 4,8 persen.
"Kenaikan defisit cukup besar dibandingkan tahun lalu, 25,8 persen. Kenaikan defisit terjadi karena penerimaan migas, baik pajak dan PNBP, serta non migas yang mengalami tekanan terutama pada sektor primer dan sekunder," ujar Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/11).
Lebih lanjut, keseimbangan primer minus Rp68,4 triliun pada periode yang sama. Realisasi ini membengkak jauh dari target awal minus Rp20,1 triliun. Bersamaan dengan peningkatan defisit, pembiayaan anggaran mau tidak mau harus meningkat, khususnya dari utang.
[Gambas:Video CNN]
Catatan Kementerian Keuangan, pembiayaan anggaran mencapai Rp375,4 triliun pada Oktober 2019. Pembiayaan anggaran meningkat dari asumsi awal Rp296 triliun sesuai proyeksi defisit anggaran awal pelaksanaan APBN 2019.
Alhasil, pembiayaan anggaran sudah 126,1 persen dari target atau tumbuh 15,6 persen dari tahun sebelumnya. Khusus untuk pembiayaan dari utang sudah mencapai Rp384,5 triliun atau 107 persen dari target awal Rp359,3 triliun.
Pertumbuhan utang sekitar 14,2 persen dari tahun lalu. "Tapi kami melakukan front loading dan kondisi global yang membuat kami bisa melakukan pembiayaan yang terjaga," pungkasnya.
(uli/agt)
Realisasi defisit tersebut meningkat dari posisi Agustus 2019 yang masih baru mencapai Rp199,1 triliun atau 1,24 persen dari PDB. Realisasi ini juga lebih tinggi dari Oktober 2018.
Pada saat itu, defisit baru mencapai Rp229,7 triliuan atau 1,56 persen dari PDB . Secara umum, realisasi defisit anggaran bulan lalu sudah mendekati target defisit APBN sampai akhir tahun sebesar Rp296 triliun atau 1,84 persen dari PDB.
Bendahara negara mengatakan peningkatan defisit terjadi karena realisasi penerimaan negara masih jauh di bawah belanja negara. Sebagai informasi, penerimaan negara baru mencapai Rp1.508,9 triliun atau baru 69,7 persen dari target di APBN 2019 yang sebesar Rp2.168,1 triliun.
Tapi di sisi lain, belanja negara tumbuh mencapai 4,8 persen.
"Kenaikan defisit cukup besar dibandingkan tahun lalu, 25,8 persen. Kenaikan defisit terjadi karena penerimaan migas, baik pajak dan PNBP, serta non migas yang mengalami tekanan terutama pada sektor primer dan sekunder," ujar Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (18/11).
Lebih lanjut, keseimbangan primer minus Rp68,4 triliun pada periode yang sama. Realisasi ini membengkak jauh dari target awal minus Rp20,1 triliun. Bersamaan dengan peningkatan defisit, pembiayaan anggaran mau tidak mau harus meningkat, khususnya dari utang.
[Gambas:Video CNN]
Catatan Kementerian Keuangan, pembiayaan anggaran mencapai Rp375,4 triliun pada Oktober 2019. Pembiayaan anggaran meningkat dari asumsi awal Rp296 triliun sesuai proyeksi defisit anggaran awal pelaksanaan APBN 2019.
Alhasil, pembiayaan anggaran sudah 126,1 persen dari target atau tumbuh 15,6 persen dari tahun sebelumnya. Khusus untuk pembiayaan dari utang sudah mencapai Rp384,5 triliun atau 107 persen dari target awal Rp359,3 triliun.
Pertumbuhan utang sekitar 14,2 persen dari tahun lalu. "Tapi kami melakukan front loading dan kondisi global yang membuat kami bisa melakukan pembiayaan yang terjaga," pungkasnya.
ARTIKEL TERKAIT

Pemerintah Siapkan Rp1,7 Triliun Untuk Percantik Labuan Bajo
Ekonomi 4 minggu yang lalu
Sri Mulyani Tunggu Terobosan Nadiem Makarim
Ekonomi 4 minggu yang lalu
Mulai APBN 2020, Sri Mulyani Cairkan Dana Bansos Lebih Dulu
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Kucurkan Rp3,5 T, Menkeu Bayar Selisih Kenaikan Iuran BPJS
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Tinggal Sebulan, Pendapatan Cukai Baru 79 Persen dari Target
Ekonomi 1 bulan yang lalu
Cegah Dana Ditilap, Sri Mulyani Hitung Ulang Desa
Ekonomi 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

ICW Sebut Korupsi Dana Desa Desa Kian Meningkat
Nasional • 17 November 2019 04:20
Menkominfo Koordinasi dengan Menkeu soal Pajak Netflix
Teknologi • 01 November 2019 08:47
Momen Keakraban Sri Mulyani-Prabowo: Sini, Pak, Foto Bareng
Nasional • 31 October 2019 21:32
Menperin Agus Gumiwang Tak Punya Harta Berupa Mobil dan Motor
Teknologi • 23 October 2019 18:49
TERPOPULER

Libur Nataru, Pertamina Antisipasi Konsumsi BBM Jawa Tengah
Ekonomi • 6 jam yang lalu
Indonesia dan India Sepakat Target Perdagangan Rp700 Triliun
Ekonomi 7 jam yang lalu
Tol Layang Japek II Beroperasi Pukul 06.00 Esok Pagi
Ekonomi 10 jam yang lalu