Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR mengunjungi Muara Baru dan Kali Baru, Jakarta Utara. Selain melihat aktivitas warganya, tim juga menilik pembangunan proyek tanggul pengaman pantai yang merupakan bagian dari Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN).
Tanggul dibangun persis di depan pemukiman warga, tepatnya berada di Jalan Pantai Mutiara, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
Tanggul tersebut difungsikan untuk membendung air laut agar tak sampai ke rumah warga. Sebab sebelumnya, Muara Baru kerap menjadi langganan rob atau banjir air laut. Pembangunan tanggul pantai di Jakarta itu disambut baik oleh warga setempat karena banjir rob akibat pasang air laut kini sudah jauh berkurang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan, salah seorang warga mengaku melihat permukiman terendam air bukanlah hal aneh, namun kini warga lebih merasa aman usai pengaman pantai itu dibangun. "Kalau banjir sampai 2 meter. Sekarang sih sudah tidak waswas karena proyek tanggul sudah selesai," ujar Iwan, Rabu (2/10).
Di sekeliling tanggul yang dibangun merupakan deretan rumah, posisinya memang lebih rendah daratan daripada laut itu sendiri, sementara di atas tanggul tersedia tanah kosong yang cukup luas.
Senada dengan Iwan, Emi sang pemilik warung tegal mengaku bahwa kini banjir bandang tidak lagi datang seperti dulu pada 2007. Dia mengatakan saat ini yang terjadi hanya rembes dan membuat jalanan becek. "Sejak ada tanggul sudah tidak banjir lagi," ujar Emi.
Ketua Lembaga Musyawarah Kalibaru Syaeful Mansur mengatakan agar pembangunan proyek tersebut ke depannya tidak mengganggu aktivitas warga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan. Dia pun berharap ada pembangunan dermaga untuk kapal-kapal nelayan bersandar.
"Berharap agar kegiatan mata pencaharian tak terganggu supaya kegiatan ekonomi terutama di pesisir pantai kan banyak yang mata pencahariannya sebagai nelayan, agar mereka tidak memutar terlalu jauh," kata Syaeful.
Meski tanggul pantai telah melindungi warga Muara Baru dari bencana banjir rob, tapi masih ada hal lain yang mereka hadapi, yaitu ketersediaan air bersih. Air bersih menjadi barang mewah bagi mereka. Mengatasi kebutuhan tersebut, mereka pun harus merogoh kantong Rp100 ribu per dua hari untuk membeli air bersih dari pemasok.
"Kalau nggak beli, ya nggak punya air. Saya beli 1 ton, kalau beli di jeriken sepikulnya Rp6.000," kata Emi.
Kelanjutan pembangunan tanggul dan ketersediaan air bersih menjadi dua tantangan bagi pemerintah, khususnya Kementerian PUPR. Selain melanjutkan pembangunan tanggul pantai dan laut, juga untuk ketersediaan air tanah dan air baku di Jakarta.
(fef)