Jakarta, CNN Indonesia -- CEO Trans Corp
Chairul Tanjung mengatakan
perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan
China menjadi ancaman ekonomi dan bisnis di dalam negeri. Karenanya, pemerintah dan pebisnis tak bisa hanya berdiam diri. Namun, perlu inovasi lebih dalam mengelola ekonomi dan bisnis di dalam negeri.
"Menghadapi keadaan yang seperti ini tentu para pengelola ekonomi di negeri ini dan bisnis di negeri ini tidak bisa hanya andalkan bisnis pada umumnya. Perlu langkah luar biasa," papar pria yang akrab disapa CT ini saat menghadiri
malam penganugerahan CNBC Indonesia Awards 2019 di Hotel Westin, Rabu (4/12/2019).Menurut CT, selama perang dagang belum juga menemukan titik terang, maka ekonomi dunia juga akan terus bergejolak. Ujung-ujungnya, ekonomi Indonesia akan terkena dampaknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perang dagang antara AS dan China membuat ekonomi dunia turun terus menerus tanpa berkesudahan. Ketidakpastian terjadi pengaruhnya ke perekonomian di Indonesia,"
Belum lagi, rencana pengunduran diri Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit) juga menambah sentimen negatif untuk ekonomi global. Hal itu, sambung CT, bisa mengancam ekonomi Eropa.
"Brexit yang tidak jelas kapan akhir skenarionya akan mengancam masa depan Eropa dan berpengaruh pada ekonomi Indonesia," jelasnya.
Sebelumnya, anggota parlemen Inggris sepakat untuk mengadakan pemilihan umum pada 12 Desember 2019 untuk mendukung upaya Perdana Menteri Boris Johnson dalam mencoba memecahkan kebuntuan politik yang membuat Brexit tertunda tiga kali.
Lebih lanjut, CT menyebut kondisi demonstrasi yang terus menerus terjadi di Hong Kong juga mempengaruhi gejolak ekonomi dunia. Menurutnya, hal itu juga diperhatikan oleh pelaku pasar.
[Gambas:Video CNN]Diketahui, gejolak di Hong Kong dipicu pembahasan rancangan undang-undang ekstradisi yang memperbolehkan seorang tahanan atau pelaku kasus tertentu untuk dapat diadili di China.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga menyiratkan pesimisme terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun depan. Ia memperkirakan ekonomi tahun ini hanya bertumbuh 5,04 persen - 5,05 persen.
(aud/sfr)