Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo (Jokowi) kesal karena porsi penawaran produk dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (
UMKM) masih minim di tempat peristirahatan (
rest area) yang ada di berbagai
tol di Indonesia.
Bahkan, penawaran produk di
rest area kerap didominasi oleh waralaba restoran asing.
"Kita lihat
rest area isinya penuh kopi ya kopi itu saja, ayam ya ayam itu saja. Tidak perlu saya sebutkan (nama brand), saya kira Bapak Ibu tahu semua, ini harus digeser," ucap Jokowi di rapat terbatas soal pemberdayaan UMKM di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (9/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kondisi ini perlu diubah agar
rest area tidak hanya dikuasai oleh para restoran asing dan UMKM mendapat kesempatan yang sama. Padahal, menurut Jokowi, kualitas produk olahan ayam dan kopi lokal tidak kalah dibandingkan apa yang ditawarkan oleh para restoran asing.
"Ayam lokal banyak sekarang, kopi lokal yang bagus juga banyak sekarang. Rasanya tidak lalah, lebih murah juga, sepertiga lebih murah. Kok yang dipasang itu-itu saja?" katanya.
Kebijakan BaruUntuk itu, kepala negara meminta para jajaran kementerian/lembaga agar bisa membuat kebijakan baru agar kesempatan dan penawaran produk UMKM meningkat.
Khususnya di
rest area yang ada di jalan tol, ia meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bisa segera mengatur hal ini. "Agar mengisi sentra-sentra ekonomi di kawasan infrastruktur baru yang telah dibangun," imbuhnya.
Selain itu, ia juga meminta kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio agar turut mendahulukan produk UMKM agar bisa masuk ke destinasi wisata prioritas pemerintah. Misalnya, ke lima 'Bali baru', seperti Labuan Bajo, Mandalika, Danau Toba, Borobudur, dan Manado.
"Disiapkan lebih dulu dari sekarang, sehingga saat barang jadi, mereka sudah bisa masuk juga. Ini harus jadi komitmen bersama," perintahnya.
[Gambas:Video CNN]Kemudian, ia juga meminta Menteri BUMN Erick Thohir agar bisa mensinergikan para perusahaan pelat merah dengan UMKM. Misalnya, dengan melibatkan UMKM dalam rantai pasok pemenuhan kebutuhan sektor kontruksi, otomotif, telekomunikasi, dan lainnya.
"UMKM juga harus banyak dilibatkan mengisi rantai pasok produksi Tingkat Kompenen Dalam Negeri (TKDN). Jangan sampai yang masuk yang besar-besar, yang kecil ditinggal," pintanya.
(uli/asa)