Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan
Sri Mulyani irit bicara ketika ditanya mengenai program kredit murah bertajuk
Ultra Mikro (UMi) yang mengalir ke koperasi-koperasi di bawah kepengurusan
PBNU.
Ia bahkan tak menjawab pertanyaan media mengenai alokasi kredit murah dari rencana Rp1,5 triliun menjadi Rp1,7 triliun.
Namun, Sri Mulyani memastikan akan terus berkoordinasi dengan PBNU. "Kami akan terus melakukan koordinasi dengan PBNU mengenai mekanisme, targetnya, dan lain-lain," ujarnya singkat, Selasa (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga tak menjawab ketika ditanya mengenai bunga atau margin yang dipatok dari kredit murah itu Ia hanya merespons dengan senyum dan menutup pintu mobilnya.
Mengutip laman resmi Kementerian Keuangan, skema pemberian kredit murah melalui UMi menawarkan fasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).
Saat ini, lembaga yang ditunjuk untuk menyalurkan pembiayaan UMi, yaitu PT Pegadaian (Persero), PT Bahana Artha Ventura, serta PT Permodalan Nasional Madani (Persero).
Adapun, sumber pendanaan berasal dari APBN, kontribusi pemerintah daerah dan lembaga-lembaga keuangan, baik domestik maupun global.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Said Aqil mengapresiasi Sri Mulyani karena menambah jatah kredit murah dari Rp1,5 triliun menjadi Rp1,7 triliun. Setelah itu, ia bilang Sri Mulyani akan membentuk tim khusus untuk membahas lebih lanjut mengenai teknis program itu.
"Ini kami tunggu-tunggu, sudah agak lama, sementara kemarin ada vakum, macet, seakan-akan hilang komunikasi. Sekarang alhamdulillah sudah menyambung lagi dan sama-sama punya komitmen, punya niat ingin peduli dengan masyarakat kecil," katanya usai pertemuan di kantor PBNU belum lama ini.
[Gambas:Video CNN] (aud/bir)