
Pendapatan Qantas 'Hilang' US$100 Juta Karena Virus Corona
CNN Indonesia | Jumat, 21/02/2020 15:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa maskapai besar seperti Qantas, Air France dan KLM mulai menghitung kerugian yang mereka keluarkan akibat wabah virus corona. Pasalnya, wabah ini membuat sebagian maskapai di dunia membatalkan penerbangan dari dan ke China.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional mengatakan bahwa proyeksi awal virus corona membuat maskapai kehilangan pendapatan hampir US$28 miliar.
Dikutip dari CNNBusiness, Qantas melaporkan virus corona dapat mengurangi laba hingga US$100 juta dolar pada paruh kedua tahun fiskal.
Beberapa jam kemudian, Air France dan KLM mengatakan bahwa virus itu dapat memangkas penghasilan perusahaan sebesar 200 juta Euro atau setara US$216 juta antara Februari hingga April.
Industri maskapai global memang 'terpukul' dengan merebaknya virus corona. Kerugian tersebut berasal dari pembatalan dan pengurangan penerbangan ke Asia. Sebagian besar maskapai pun masih menangguhkan penerbangan untuk sementara ke Shanghai dan Beijing hingga waktu yang belum ditentukan.
CEO Qantas Alan Joyce mengatakan bahwa maskapai berencana untuk mengurangi penerbangan di Asia sebesar 15 persen hingga akhir Mei. Pengurangan ini pun dikarenakan lemahnya permintaan ke Hong Kong, Singapura dan Jepang.
Joyce mengungkap perusahaan akan melakukan pemangkasan penerbangan lebih lama jika diperlukan.
"Kami dapat memperpanjang pemotongan ini, memotong lebih lama jika diperlukan atau menambah kapasitas kembali," paparnya.
[Gambas:Video CNN]
(age/sfr)
Asosiasi Transportasi Udara Internasional mengatakan bahwa proyeksi awal virus corona membuat maskapai kehilangan pendapatan hampir US$28 miliar.
Dikutip dari CNNBusiness, Qantas melaporkan virus corona dapat mengurangi laba hingga US$100 juta dolar pada paruh kedua tahun fiskal.
Beberapa jam kemudian, Air France dan KLM mengatakan bahwa virus itu dapat memangkas penghasilan perusahaan sebesar 200 juta Euro atau setara US$216 juta antara Februari hingga April.
CEO Qantas Alan Joyce mengatakan bahwa maskapai berencana untuk mengurangi penerbangan di Asia sebesar 15 persen hingga akhir Mei. Pengurangan ini pun dikarenakan lemahnya permintaan ke Hong Kong, Singapura dan Jepang.
Joyce mengungkap perusahaan akan melakukan pemangkasan penerbangan lebih lama jika diperlukan.
"Kami dapat memperpanjang pemotongan ini, memotong lebih lama jika diperlukan atau menambah kapasitas kembali," paparnya.
[Gambas:Video CNN]
(age/sfr)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Virus Corona, 300 Buruh China Gagal Garap Kereta Cepat Jokowi
Virus Corona, Pengelola Tanah Lot Batal Naikkan Harga Tiket
Virus Corona, Maskapai Asia Pasifik Diramal 'Buntung' Rp381 T
Luhut soal Virus Corona dari China: Turis 2 Juta Saja Ribut
Dampak Corona, Petani Bali Bisa Kuasai Pasar Produk Tertentu
LIHAT SEMUA
EKOPEDIA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Waskita Sunat Tunjangan Karyawan di Tengah Jerat Utang Rp90 T
Ekonomi • 1 jam yang lalu
Alihkan ke BSI, BRI Pamit dari Aceh
Ekonomi 2 jam yang lalu
Garuda Indonesia Larang Layanan Kargo Ponsel Vivo
Ekonomi 3 jam yang lalu