Denpasar, CNN Indonesia -- Wabah
virus corona menghantam kunjungan obyek wisata Nusa Penida, Klungkung,
Bali. Pada Maret, rata-rata tingkat hunian
hotel di wilayah tersebut hanya 20 persen. Angka itu menurun dari dua bulan pertama tahun ini yang sebesar 30 persen.
"Kondisi pariwisata kali ini paling parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Klungkung I Wayan Kariana, Senin (2/3).
Selama ini, sambung dia, destinasi wisata di Pulau Nusa Penida sangat tergantung dengan wisatawan dari China. Tak ayal, penutupan penerbangan dari dan ke China membuat obyek wisata di Nusa Penida sepi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini memang
low season. Namun jika bandingkan low session tahun-tahun sebelumnya, tahun ini yang paling sepi," ungkapnya.
Menurut Kariana, di tengah paceklik kunjungan wisatawan, kondisi tersebut bisa dijadikan bahan evaluasi. Selama ini, pesatnya perkembangan pariwisata di Nusa Penida membuat pelaku wisata hanya bergantung pada satu pangsa pasar kunjungan saja yaitu China.
"Ini bisa jadi pembelajaran kepada pelaku pariwisata di Nusa Penida. Bagaimana agar kita tidak terlena dan ketergantungan dengan satu pangsa pasar saja," jelasnya.
Saat kunjungan dari China anjlok, kata dia, justru ada tren meningkat dari kunjungan wisatawan asal India. Hal ini tercatat di dua bulan terakhir. Sedangkan untuk pasar Eropa masih terbilang stabil.
Untuk menyiasati agar kunjungan wisatawan ke Nusa Penida terdongkrak, pelaku pariwisata mulai memberlakukan diskon dari 20 sampai 30 persen.
[Gambas:Video CNN]Sebagai informasi, hingga Senin (2/3), korban meninggal dunia karena virus corona mencapai 3.041 orang dan menginfeksi 88.443 kasus.
Siang ini, Presiden Joko Widodo mengonfirmasi dua Warga Negara Indonesia (WNI) positif terinfeksi virus corona setelah bertemu dengan warga negara Jepang.
(put/sfr)