Bukit Asam Bantah Tunda Proyek Gasifikasi karena Corona

CNN Indonesia
Rabu, 04 Mar 2020 05:49 WIB
PT Bukit Asam (Persero) Tbk menegaskan proyek gasifikasi batu bara dengan Air Products and Chemical Inc tidak terganggu isu corona.
Arviyan menegaskan proyek gasifikasi batu bara PT Bukit Asam Tbk (Persero) dengan perusahaan AS masih tetap berjalan. (CNN Indonesia/Muhammad Amas).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bukit Asam (Persero) Tbk membantah kabar penundaan proyek gasifikasi batu bara dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Air Products and Chemical Inc karena wabah virus corona (covid-19). Proyek akan tetap berlangsung tetapi tertunda dari sisi administrasi.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menjelaskan penundaan yang sebelumnya dinyatakan hanya berupa penandatanganan perjanjian kerja sama pembangunan proyek gasifikasi. Semula, penandatanganan diharapkan bisa dilangsungkan di tengah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean di Las Vegas, AS, namun acara tidak jadi berlangsung.

"Saya tegaskan soal gasifikasi, ini tidak berkaitan dengan corona, proses jalan terus, karena memang proses bisnis tidak terganggu sama sekali dengan virus corona ini. Kalau pun terganggu, hanya masalah kami pergi penandatanganan administrasi saja, tapi proses bisnisnya jalan terus," jelasnya, Selasa (3/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati begitu, ia belum bisa memastikan kapan sekiranya proses penandatanganan perjanjian akan dilangsungkan. Sebab, masih menunggu informasi dari Air Products.

Lebih lanjut, ia mengatakan kedua belah pihak tengah menindaklanjuti proses kerja sama ke tahap perancangan sistem yang akan dibangun (Engineering, Procurement and Construction/EPC).

"Sudah dalam proses akan EPC," imbuhnya.

Proyek gasifikasi merupakan bisnis hilirisasi batu bara. Nantinya, proyek gasifikasi dapat menghasilkan synthesis gas (syngas) hingga Dimethyl Eter (DME) sebagai substitusi Liquified Petroleum Gas (LPG/elpiji) rumah tangga.

Dalam proyek ini, emiten berkode PTBA membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan Air Product dan PT Pertamina (Persero). Bila terealisasi, perusahaan mengestimasi bisa menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun dengan kebutuhan batu bara 9,2 juta ton per tahun.

[Gambas:Video CNN]

"Kami akan bikin produk utama DME, lalu bikin juga etanol dan produk untuk sesi lainnya yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi. Kami kaji mana yang paling optimal," terangnya.

Rencananya, proyek ini akan dilangsungkan di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Sementara rencana pembangunan di Peranap, Riau justru ditunda.

"Di-hold dulu karena dari sisi kelayakan lebih layak di Tanjung Enim," pungkasnya.

Sementara wabah virus corona telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Hal ini membuat sejumlah acara berskala internasional dan domestik di negara-negara dengan kasus positif virus corona kerap dibatalkan.

(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER