Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah
perbankan nasional membuka opsi penurunan target pertumbuhan
kredit tahun ini. Hal ini dilakukan karena perekonomian dan sektor keuangan tengah tertekan wabah
virus corona atau Covid-19.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, misalnya, membuka opsi penurunan target bila kondisi ekonomi Indonesia tak kunjung membaik sampai akhir paruh pertama tahun ini.
"Kalau sampai Juni masih
challenging, (target pertumbuhan kredit) bisa
reverse down (mundur ke bawah)," ungkap Direktur Utama BRI Sunarso, Kamis (5/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini, bank spesialis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) itu memasang target pertumbuhan kredit sebesar 10 persen atau lebih tinggi dari realisasi 2019 sebesar 8,44 persen.
Kendati begitu, Sunarso belum bisa membagi proyeksi berapa sekiranya penurunan target kredit yang mungkin diambil perusahaan. Hal ini, katanya, perlu melihat hasil evaluasi melalui skema
stress test di pasar keuangan.
Sementara, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mengakui risiko penurunan laju pertumbuhan kredit bank terbuka lebar pada tahun ini. Sebab, kondisi ekonomi tidak cukup baik usai tekanan virus corona.
"Tentu pasti ada peningkatan risiko bahwa ada perlambatan," kata Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury.
Kendati begitu, Pahala belum bisa membagi proyeksi seberapa jauh risiko penurunan laju kredit bagi bank spesialis kredit perumahan itu. Sebab, di sisi lain, ada stimulus pelonggaran kolektabilitas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ia berharap kebijakan ini setidaknya bisa berdampak positif bagi pertumbuhan dan kualitas kredit bank. "Tapi kami masih akan lihat bagaimana pengaruhnya kepada (perbankan)," tuturnya.
Sebagai informasi, BTN memasang target pertumbuhan kredit mencapai 10 persen pada tahun ini. Target itu hampir dua kali lipat dari realisasi penyaluran kredit tahun lalu yang hanya tumbuh 6,26 persen.
Sebaliknya, PT Bank CIMB Niaga Tbk justru masih optimis mengejar target pertumbuhan kredit karena melihat ada kebutuhan kredit di industri, meski tekanan virus corona masih ada. Sebab, bank melihat beberapa nasabah dari sektor industri mulai melakukan diversifikasi sumber bahan baku produksi yang semula bergantung pada China, kini ke negara lain.
"Nasabah melihat untuk memanfaatkan momentum untuk diversifikasi player, sehingga tidak hanya dari China," ungkap Direktur Utama CIMB Niaga Tigor M. Siahaan.
[Gambas:Video CNN]Tahun ini, CIMB Niaga menargetkan pertumbuhan kredit mencapai dua angka. Sementara tahun lalu, laju penyaluran kredit hanya tumbuh 3,1 persen.
Sementara Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan otoritas belum melihat perlunya perubahan target pertumbuhan kredit bank, meski tekanan ekonomi meningkat. Bahkan, OJK mengklaim bahwa para bank masih tetap optimis dengan target kredit yang mereka tuangkan di Rencana Bisnis Bank (RBB).
"Proyeksi kredit terlalu dini untuk direvisi, masih butuh waktu bisnis. Kami harap tidak perlu dengan cara longgarkan kebijakan," katanya.
(uli/sfr)