Jakarta, CNN Indonesia -- Pengusaha
Sandiaga Uno mengusulkan "Paket Kebijakan Ekonomi Antivirus" kepada Presiden Joko Widodo (
Jokowi). Usulan itu disampaikan untuk mengantisipasi dampak penyebaran
virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia.
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengungkapkan paket kebijakan ekonomi itu menekankan pada pembenahan sistem ekonomi. Tujuannya, menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
"Kami namakan saja paket kebijakan ekonomi antivirus, kebetulan ada virus Covid-19 kan," kata Sandi dalam sebuah diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah
pertama, sambung Sandi, pemerintah perlu memastikan harga kebutuhan pokok stabil. Hal itu bisa ditempuh dengan memangkas biaya produksi di tingkat petani atau peternak.
Menurutnya, pemerintah harus menerapkan mekanisasi produksi bahan pangan. Selain itu, perlu ada subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan produksi, seperti pupuk.
Kedua, di tingkat makro, Sandi menyarankan Jokowi mengganti sistem kuota pada perizinan impor menjadi sistem tarif. Ia mengklaim sistem itu bisa menjaga stabilitas harga dan pasokan di saat wabah seperti sekarang.
"Sistem tarif lebih sederhana karena instrumennya dipegang oleh pemerintah dan tidak melibatkan banyak player. Semua bisa masuk, sangat transparan, akuntabel, dan responsif," tutur dia.
Menurut Sandi, kondisi di tengah wabah corona ini merupakan kesempatan baik bagi Jokowi untuk membenahi perekonomian. Sebab, perekonomian dunia sudah pasti akan melambat. Karenanya, Jokowi punya waktu untuk berpikir secara mendalam untuk merumuskan kebijakan paling ampuh.
"
Bad economy makes good policy. Jadi ketika ekonomi kurang baik, kebijakannya biasanya bagus-bagus," ucap Sandi.
Usai mengumumkan dua orang terpapar virus corona -belakangan bertambah menjadi empat orang- Pemerintah Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi melambat. Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan membandingkannya dengan krisis ekonomi pada 2008.
Menurutnya, krisis 2008 menyasar sektor keuangan dan korporasi. Sementara, wabah corona berpotensi lebih berbahaya karena berkaitan dengan sektor riil perekonomian.
"Kalau dulu kan melalui lembaga keuangan, korporasi jatuh, lalu pemutusan hubungan kerja (PHK) paling. Kalau ini langsung orang menjadi sakit, jadi
nature-nya lebih dalam karena masyarakat tiba-tiba menjadi setengah lumpuhlah," ucap Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (5/3) lalu.
[Gambas:Video CNN]Untuk meredam dampak virus corona, pemerintah telah meluncurkan stimulus senilai Rp10,3 triliun. Stimulus itu berupa penambahan bantuan sosial dan insentif kepada sektor pariwisata, penerbangan, dan perumahan.
Selain itu, pemerintah juga berencana meluncurkan stimulus tahap dua dengan anggaran lebih dari Rp10 triliun. Stimulus ini untuk menjaga kelancaran rantai pasok barang yang terganggu karena wabah virus corona. Misalnya, kemudahan perizinan dalam aktivitas ekspor-impor.
(dhf/sfr)