Cegah Panic Buying, Supermarket di Dunia Batasi Pembelian

CNN Indonesia
Kamis, 19 Mar 2020 14:10 WIB
Supermarket di berbagai negara mulai melakukan pembatasan pembelian untuk mencegah penimbunan stok.
Supermarket di berbagai negara mulai melakukan pembatasan pembelian untuk mencegah penimbunan stok. (Roslan RAHMAN / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Supermarket di berbagai negara di dunia mulai menjatah pembelian makanan dan kebutuhan pokok lainnya sebagai upaya pencegahan penimbunan stok seiring meningkatnya pembelian panik (panic buying) akibat wabah virus corona.

Pengecer makanan di Inggris seperti Tesco, Sainsbury's, Aldi, and Ocado membatasi pembelian sebagian atau seluruh produk yang bisa dibeli. Hal serupa juga diterapkan di beberapa supermarket AS dan Australia.

"Pembelian produk-produk populer seperti kertas toilet, sabun, dan susu kemasan akan dibatasi dua per pelanggan," kata CEO Sainsbury's Mike Coupe melalui surat resmi kepada pelanggan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Tesco membatasi seluruh produk dan hanya memperbolehkan pembelian maksimal 3 produk per pelanggan. Senada, Supermarket asal Jerman, Aldi hanya memperbolehkan pembelian maksimal 4 produk per pelanggan.

Sainsbury's akan menutup kafe dan gerai pizza, daging, dan ikan untuk membuat ruang di gudang demi menampung produk-produk yang mendesak. Sainsbury's pun membuat kebijakan hanya melayani pelanggan lanjut usia dan renta di satu jam pertama setiap Kamis, mereka juga akan mendapat prioritas akses pengiriman online mulai minggu depan.

Juru bicara Tesco menyatakan bahwa ketersediaan stok hingga saat ini masih baik dan toko terus diisi ulang setiap hari. "Kami meminta para pelanggan untuk berbelanja seperti biasanya untuk membantu menjaga ketersediaan stok untuk semua orang," katanya.

Antrian Virtual

Tak hanya di toko fisik pembelian pelanggan dibatasi, pengecer online Inggris, Ocado menempatkan pembeli di antrian virtual. Di beberapa kasus, lama antrian bisa mencapai 2 jam.

"Untuk membantu distribusi adil, kami sementara harus membatasi beberapa produk ke satu atau dua produk per pemesanan," jelas perusahaan lewat surat kepada pelanggan.

Sementara Carrefour, supermarket yang memiliki 5.200 gerai di seluruh Prancis, menyatakan akan meluncurkan layanan via telepon dengan sistem pengiriman ke rumah pelanggan yang tak dapat bepergian dan tidak memiliki akses internet.

"Jika memungkinkan, kami meminta Anda untuk hanya membeli keperluan secukupnya melalui website," kata CEO Carrefour Alexandre Bompard.

[Gambas:Video CNN]

(wel/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER