Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan
Sri Mulyani memperkirakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 2,3 persen karena
virus corona. Namun, skenario terburuknya ekonomi RI minus hingga 0,4 persen.
"Outlook PE kita yang menurun di 2,3 persen bahkan jika semakin berat bisa negatif 0,4 persen," ujarnya dalam
video conference, Rabu (1/4).
Penyebab anjloknya pertumbuhan ekonomi tersebut karena konsumsi rumah tangga, investasi dan konsumsi pemerintah yang turun.
Menurut Ani, konsumsi rumah tangga menurun menjadi 3,2 persen hingga 1,6 persen. Sementara, konsumsi pemerintah sedang dipertahankan tetapi memperlebar defisit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya kami perkirakan 6 persen, tapi jadi 1 persen atau bahkan negatif 4 persen," jelasnya.
Ani bersama BI dan OJK mengaku sudah mempersiapkan skenario dari yang buruk sampai yang terburuk. Langkah ini disiapkan agar siap menghadapi berbagai kemungkinan dan implikasi sosial serta keuangan.
"Jadi beberapa langkah yang dilakukan dari diagnosa perekonomian global yang negatif adalah ancaman terhadap sektor keuangan dalam bentuk capital outflow, tekanan pasar modal, surat berharga dan ekskalasi masih tajam," jelas Sri Mulyani.
Sehingga, menurut bendahara negara tersebut, untuk mencegah krisis maka pemerintah mengambil langkah WFH, jaga jarak dan meningkatkan sektor kesehatan publik.
[Gambas:Video CNN] (aud/age)