Pelaku Sebut Bunga Kartu Kredit Turun Demi Tekan Kredit Macet

CNN Indonesia
Selasa, 14 Apr 2020 18:51 WIB
Pembuatan kartu kredit di Bank Mandiri, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2015. Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) melihat, pertumbuhan kartu kredit hanya akan tumbuh satu digit di tahun 2015. Pertumbuhan jumlah kartu kredit hanya 5% di tahun 2015. CNN Indonesia/Safir Makki
Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menilai penurunan bunga maksimal kartu kredit jadi 2 persen demi menekan risiko kenaikan kredit macet. (CNNIndonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menilai penurunan batas maksimal bunga kartu kredit untuk mencegah kenaikan rasio kredit macet/bermasalah (NPL). Artinya, bunga kartu kredit diturunkan tidak semata-mata untuk mendongkrak transaksi belanja oleh masyarakat.

"Kebijakan ini pada dasarnya untuk meringankan beban pengguna kartu kredit dalam membayar. Harapannya tentunya pemegang kartu dapat melakukan pembayaran kartunya dengan baik, sesuai batas waktu yg di tentukan, sehingga industri dapat menekan angka NPL," ujar Ketua AKKI Steve Martha kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/4).

Pasalnya, menurut Steve, tekanan ekonomi akibat penyebaran pandemi virus corona atau covid-19 sedikit banyak akan mempengaruhi kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran cicilan kartu kredit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data BI mencatat nilai transaksi kartu kredit turun sekitar 0,21 persen menjadi Rp25,87 triliun pada Februari 2020. Sementara, volume transaksi justru naik 3,52 persen menembus 27 juta transaksi.

Ini artinya, kata Steve, tekanan ekonomi dampak pandemi virus corona belum tergambar melalui transaksi kartu kredit masyarakat. Apalagi, biasanya ada pola musiman transaksi setiap awal tahun.

Sementara, pada awal tahun, setidaknya NPL kartu kredit bank berada di kisaran 2 persen sampai 2,5 persen.

"Kalaupun ada penurunan transaksi, seharusnya baru terasa pada Maret karena masyarakat tinggal di rumah dan tidak melakukan kegiatan seperti biasa nya. Tapi kesulitan untuk melakukan pembayaran belum terlihat untuk Maret," jelas Steve.

"Tapi saya rasa tidak ada tujuannya dalam masa masa seperti saat ini untuk meningkatkan nilai transaksi ataupun volume kartu kredit," tambahnya.

[Gambas:Video CNN]

Dengan begitu, proyeksi pertumbuhan transaksi kartu kredit yang semula diperkirakan mencapai 5 persen pada tahun ini akan tetap sulit tercapai. Sayangnya, Steve belum punya gambaran berapa proyeksi laju transaksi kartu kredit tahun ini di tengah pandemi corona.

"Tapi dalam kondisi seperti sekarang ini, masyarakat akan lebih mementingkan keamanan, kesehatan dan kebutuhan primer dibandingkan dengan konsumtif," terangnya.

Ia meyakini kebijakan dari BI akan segera diimplementasikan oleh bank. Hal ini berbeda dengan perubahan bunga kredit bank secara umum yang biasanya lambat, meski bank sentral sudah memangkas tingkat suku bunga acuannya.

"Saya rasa untuk (bunga) kartu kredit bisa dilakukan (lebih cepat dari penurunan bunga kredit modal kerja dan investasi)," katanya.

Sebelumnya, BI mengumumkan perubahan aturan bagi kartu kredit. Pertama, akan menurunkan batas maksimal suku bunga kartu kredit dari 2,25 persen per bulan menjadi 2 persen per bulan.

Kedua, mengubah penurunan sementara nilai pembayaran minimum dari 10 persen menjadi 5 persen. Ketiga, mengubah besaran denda keterlambatan pembayaran dari 3 persen atau maksimal Rp150 ribu menjadi 1 persen atau maksimal Rp100 ribu.

"Serta kebijakan penerbit kartu kredit untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran bagi nasabah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.

Namun, perpanjangan jangka waktu pembayaran merujuk pada ketentuan masing-masing penerbit kartu kredit. Perpanjangan akan diberikan bagi nasabah yang terdampak pandemi corona.

Rencananya kebijakan akan diberlakukan mulai 1 Mei 2020 hingga akhir tahun sejalan dengan relaksasi kredit bank yang diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum lama ini. Kebijakan ini juga dalam rangka mendongkrak perekonomian di tengah tekanan pandemi corona. (uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER