Jakarta, CNN Indonesia --
Industri perjalanan mendapat pukulan terberat akibat wabah
virus corona. Pasalnya, para pelanggan mengurungkan niatnya bepergian baik dengan pesawat, kereta, maupun kapal pesiar demi menghindari penularan penyakit covid-19.
Pemerintah di berbagai negara pun membatasi perjalanan warganya dengan menutup perbatasan negara. Keadaan ini memukul usaha jasa perjalanan secara merata, termasuk situs pemesanan
online.
Salah satu pukulan dialami Trivago. Virus telah membuat mereka menghentikan pemasaran tiket ke seluruh area terdampak virus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah keputusan tersebut, mereka menyarankan pelanggan untuk tidak berpergian kalau kondisinya tidak mendesak.
"Titik baliknya saat kami mengatakan, 'Oke, kami harus berhenti dan mengambil sikap sebagai sebuah perusahaan meski bertentangan dengan kepentingan kami sendiri'," ungkap CEO Trivago Axel Hefer, seperti dikutip dari
CNN pada Kamis (16/4).
Booking Holdings, perusahaan perjalanan
online yang memiliki usaha Booking.com, Kayak, Priceline, dan Open Table, juga mengalami nasib serupa. Menurut CEO Booking Holdings Glenn Fogel, bisnis terbesar perjalanan saat ini bukan mencari pemesanan baru yang jumlahnya pasti sangat terbatas.
Tapi, mengelola perubahan rencana perjalanan. Dalam beberapa bulan terakhir, Booking.com telah menerima panggilan dari sekitar 400 ribu pelanggan per hari.
Kebanyakan dari mereka ingin membatalkan atau mengubah tanggal keberangkatan. "Saya pikir tak ada seorang pun yang mampu memprediksikan efeknya secara global seperti saat ini," ucapnya.
[Gambas:Video CNN]Sektor perjalanan juga diprediksi mengalami keterlambatan pemulihan akibat ketakutan masyarakat. Untuk itu Axel menyebut pihaknya telah menyesuaikan ekspektasi permintaan setelah krisis mereda.
Dia meramal pada awal pemulihan akan lebih banyak pemesanan perjalanan domestik akibat kekhawatiran melakukan perjalanan jauh. "Begitu ada kemungkinan melakukan perjalanan, orang-orang akan butuh pengalaman positif dan kamu berfokus untuk memberikan itu," katanya.
Glenn pun sepakat, dia optimis kebiasaan perjalanan masyarakat akan kembali normal. "Saya ingat setelah tragedi 9/11, keesokan harinya banyak sekali orang mengatakan dirinya tak akan lagi bepergian dengan pesawat. Tapi dengan berjalannya waktu mereka kembali melakukan perjalanan. Hal yang sama juga akan terjadi lagi," pungkas Glenn.
(wel/agt)