Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Angkutan Udara Internasional atau International Air Transport Association (IATA) memprediksi kerugian
maskapai penerbangan di seluruh dunia akibat penyebaran
virus corona mencapai US$314 miliar atau Rp4.953, 35 triliun (kurs Rp15.775 per dolar AS) pada tahun ini.
Mengutip CNN.com, proyeksi kerugian itu meningkat sekitar 24,6 persen dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang hanya sebesar US$252 miliar. Pihak IATA menyatakan kerugian terjadi akibat penurunan perjalanan lewat udara di global yang sudah anjlok 80 persen karena virus tersebut.
Selain itu, perjalanan udara di Amerika Utara diproyeksi turun 36 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Jumlah penumpang pun turun hingga 94 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu akan mempengaruhi kinerja keuangan maskapai secara global. IATA memprediksi pendapatan perusahaan penerbangan anjlok hingga 64 persen.
Namun, Ekonom senior IATA Brian Pearce menilai ada angin segar bagi industri penerbangan setelah kasus virus corona ini berakhir. Menurutnya, jumlah penumpang bisa saja naik signifikan karena akan ada permintaan dalam jumlah besar setelah pembatasan perjalanan dicabut seperti sekarang.
Diketahui, banyak negara yang membatasi ruang gerak masyarakat untuk keluar dan masuk negaranya demi meminimalisir penyebaran virus corona. Hal itu juga dilakukan oleh Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah melarang warga asing dari seluruh dunia untuk masuk dan transit ke Indonesia. Hal itu merupakan keputusan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas pada akhir Maret 2020 kemarin.
Namun, Retno menyatakan larangan masuk warga asing ini memiliki pengecualian. Mereka yang memiliki kartu izin tinggal terbatas (KITAS), kartu izin tinggal tetap (KITAP), pemegang izin tinggal diplomatik, dan izin tinggal dinas tetap diperbolehkan masuk dan transit ke Indonesia.
[Gambas:Video CNN] (aud/agt)