Jakarta, CNN Indonesia -- Penjualan
ritel Amerika Serikat (AS) merosot 8,7 persen pada Maret 2020. Sebab, warganya tengah menghemat pengeluaran dengan tidak berbelanja banyak selain makanan di tengah wabah
virus corona.
Menurut Biro Sensus AS, penjualan ritel AS bulan lalu merupakan rekor penurunan bulanan terburuk sejak 1992, terkecuali penjualan otomotif dan bensin yang hanya turun 3,1 persen.
Nasib buruk tengah menghinggapi mereka yang menjual pakaian dan aksesoris, sebab penjualan anjlok lebih dari setengah atau 50,5 persen pada Maret.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepenanggungan, penjualan mebel dan perabotan rumah tangga turun 26,8 persen, penjualan barang-barang olahraga juga turun sebesar 23,3 persen, dan elektronik dan peralatan pendukung RT lainnya turun 15,1 persen.
Sementara penjualan ritel terjun bebas, ada satu kategori yang bersinar yaitu toko kelontong. Penjualan di gerai toko kelontong meledak 26,7 persen pada Maret. Tren penjualan di pengecer non-toko seperti
e-commerce juga naik. Misalnya, penjualan di lapak online seperti Amazon yang meningkat di kisaran 3,1 persen.
Selain toko kelontong dan toko pengecer 'mendesak' lainnya, berbagai perusahaan telah menutup usahanya dan merumahkan atau melakukan PHK.
"Peraturan yang kian ketat, melonjaknya PHK, dan anjloknya kepercayaan konsumen mengakibatkan efek kejut terhadap daya beli konsumen," kata Ekonom Oxford Economics dalam sebuah risetnya seperti dikutip dari
CNN.
[Gambas:Video CNN]Para analis menyebut krisis wabah virus corona akan memperlebar jurang antara UKM yang tengah kewalahan dan rantai supermarket raksasa seperti Walmart dan Costco yang diuntungkan dari pembelian.
"Toko serba ada tradisional, pengecer pakaian, dan berbagai gerai kecil sedang berjuang bertahan. Kebangkrutan tak dapat dihindari meski bantuan dari pemerintah akan diberikan," terang Ketua Stenn Grup Kerstin Braun.
Dia menambahkan, "banyak pengecer, termasuk Nordstorm, J.Crew, dan JCPenney sudah mengalami tekanan bahkan sebelum pandemik terjadi dan banyak dari gerai mereka yang tak akan kembali dibuka."
(wel/sfr)