Erick Thohir Ingin RI Tak Terjebak Impor Sektor Kesehatan

CNN Indonesia
Kamis, 16 Apr 2020 18:40 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) meninjau ruangan Command Center Corona yang ada di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Rumah Sakit darurat COVID-19 tersebut berkapasitas sebanyak 160 tempat tidur dalam ruangan dan 65 kamar isolasi bertekanan negatif untuk merawat pasien positif COVID-19 sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut saat ini 90 persen bahan baku sektor kesehatan didatangkan dari luar negeri. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin Indonesia tak terjebak dengan impor khususnya pada sektor kesehatan. Sebab, saat ini mayoritas atau 90 persen bahan baku didatangkan dari luar negeri. Tak hanya itu, Indonesia juga masih mengimpor sebagian besar alat kesehatan.

"Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak, janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor, sehingga alat kesehatan musti impor, bahan baku musti impor," ujarnya melalui Instagram live saat mengunjungi RS Pertamina, Kamis (16/4).

Erick memaparkan riset Majalah The Economist terbaru menyatakan covid-19 merupakan kesempatan bagi negara-negara untuk memperkuat supply chain (rantai pasok), termasuk sektor kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karenanya, ia meminta seluruh pihak terkait untuk membongkar praktik kotor impor sektor kesehatan yang menghalangi pembangunan industri nasional.

"Jangan semuanya ujung-ujungnya duit terus. Akhirnya kita terjebak short term policy (kebijakan jangka pendek) yang didominasi oleh mafia-mafia trader-trader (perdagangan) itu. Kita harus lawan dan Pak Jokowi punya keberpihakan itu," ucapnya.

Sejalan dengan itu, ia mendorong seluruh mendorong pembangunan industri kesehatan nasional. Ia tidak menampik jika upaya pembangunan industri kesehatan dalam negeri bukan hal yang mudah.

Namun, ia meyakini secara perlahan kapasitas industri kesehatan dalam negeri dapat ditingkatkan. "Kami juga tidak anti impor. Memang, ada beberapa yang tidak bisa dilakukan (dalam negeri), tapi yang kami bisa lakukan, harus bisa," jelasnya.

Kementerian BUMN sendiri telah mengoperasikan RS Pertamina Jaya sebagai tempat penanganan pasien yang terinfeksi virus corona. RS Pertamina akan dilengkapi alat tes laboratorium yang didatangkan langsung dari perusahaan alat kesehatan Swiss, Roche.

Alat tersebut mampu melakukan test 1.300 sampel setiap harinya. Alat ini menganalisis air liur atau lendir pasien dan dapat memberikan hasil tes dalam waktu empat jam.

Tak hanya itu, RSPJ juga akan membuat aplikasi pemeriksaan swab untuk mendeteksi virus corona secara drive thru.

"Mereka sudah operasi sejak kemarin, sekarang mereka lagi buat aplikasi untuk tes swab drive thru, jadi nanti tinggal janjian di lokasi mana, jam sekian, nanti akan datang dan disiapkan oleh RSPJ," ungkap Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.

[Gambas:Video CNN]

(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER