PUPR Tawarkan Proyek Air Minum Rp2,21 Triliun ke Investor

CNN Indonesia
Senin, 20 Apr 2020 13:26 WIB
Petugas memeriksa ruang pompa di Instalasi Pengolahan Air Palyja, Pejompongan, Jakarta, 13 Februari 2019. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan akan segera mengambil alih pengelolaan air dari pihak swasta (PT Aetra Air Jakarta dan PT PALYJA) demi memperluas cakupan akses air.
Kementerian PUPR menawarkan proyek air minum senilai Rp2,2 triliun ke investor. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menawarkan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian-Serpong senilai Rp2,21 triliun ke investor melalui penjajakan minat pasar (market sounding). Proyek ini akan dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan pembangunan SPAM Regional Karian-Serpong masuk menjadi agenda prioritas pemerintah di tengah penyebaran virus corona. Hal ini demi menjaga optimisme dan kesinambungan pembangunan infrastruktur di dalam negeri.

"Jadi apa yang kami lakukan hari ini pasti akan sangat bermanfaat saat covid-19 (virus corona) ini berlalu. Kami ingin proyek ini dapat terwujud, sekaligus memenuhi target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 untuk mencapai layanan akses air minum 100 persen," ucap Basuki seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (20/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyatakan kegiatan market sounding dilakukan pada Jumat (17/4) melalui video conference. Kegiatan itu diikuti oleh 150 peserta dan 71 institusi yang berasal dari kalangan investor, lembaga keuangan, konsultan, asosiasi, serta pemerintah pusat dan daerah.

Menurut Basuki, proyek SPAM Karian-Serpong merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki lingkungan di DKI Jakarta. Proyek itu juga dilakukan guna mencegah penurunan muka air tanah akibat penggunaan air tanah di ibu kota.

"Kalau proyek SPAM Karian-Serpong ini nanti selesai, maka kita baru bisa mengeluarkan kebijakan melarang orang-orang memakai air tanah," tutur Basuki.

Ia bilang selama ini pemerintah belum bisa mengeluarkan larangan penggunaan air tanah bagi masyarakat karena kebutuhan air selama ini masih dipasok dari Jatiluhur dan Jabar. Dengan demikian, jumlahnya masih belum mencukupi jika tak menggunakan air tanah.

"Dengan demikian proyek SPAM Karian-Serpong ini adalah proyek besar karena dapat memengaruhi pengambilan keputusan yang lebih besar nanti," tegas Basuki.

[Gambas:Video CNN]
Untuk itu, Basuki menargetkan pembangunan konstruksi untuk proyek ini bisa dimulai pada 2021 mendatang. Dengan begitu, ada jeda antara target selesainya konstruksi Bendungan Karian di Lebak, Banten dengan pemanfaatannya melalui proyek SPAM Karian-Serpong.

"Diharapkan sudah bisa mulai tender secepatnya dan pada kuartal IV 2020 sudah bisa tanda tangan kontrak, sehingga diharapkan pada 2021 dapat dimulai konstruksinya agar proyek ini selesai pada 2022 atau 2023," jelasnya.

Sebagai informasi, SPAM Regional Karian-Serpong memiliki kapasitas 4.600 liter/detik untuk 1,6 juta warga di DKI Jakarta bagian barat dan sekitarnya. Masa kontrak KPBU proyek ini akan berlaku selama 33 tahun, sedangkan pengembalian investasi dilakukan dengan tarif air.

Proyek ini dinilai perlu lantaran cakupan layanan PAM Jaya untuk DKI Jakarta sangat terbatas. Sebab, pelayanan yang tersedia saat ini baru sebesar 28,05 persen.

(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER