Perpadi Sebut Harga Beras Naik Karena Lonjakan Bansos Corona

CNN Indonesia
Selasa, 21 Apr 2020 20:55 WIB
Pekerja memasukkan beras ke dalam karung untuk dikemas Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu, 17 Mei 2017. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan stok beras jelang Ramadan terkendali. Setidaknya, sampai saat ini, pasokan beras mencapai 2,2 juta ton. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Perpadi menilai kenaikan harga beras terjadi karena tingginya permintaan untuk bantuan sosial di tengah wabah virus corona. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) menilai kenaikan harga beras pekan lalu terjadi karena lonjakan permintaan. Khususnya, permintaan untuk memenuhi kebutuhan bantuan sosial (bansos) yang dilakukan oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan individu.

Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso mengungkapkan tren kenaikan harga beras medium sebenarnya terjadi sejak awal tahun ini. Namun, puncaknya pekan lalu di mana harga beras medium tembus Rp10 ribu per kilogram atau berada di atas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kg.

"Jadi situasi pekan lalu berbeda. (Pekan lalu) itu puncaknya permintaan tinggi untuk bantuan-bantuan sosial, itu yang sebabkan kenapa harga meningkat," ungkap Sutarto kepada CNNIndonesia.com, Senin (21/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, sebelum-sebelumnya harga beras memang sudah berada di atas HET tetapi masih di bawah Rp10 ribu per kg. Namun, harganya melambung seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat.

"Permintaan di ritel modern itu juga tinggi, jadi pasar lalu toko semua itu konsumennya adalah mereka yang sedang membantu satu sama lain dengan menyediakan bantuan sosial," ujar Sutarto.

Namun, ia menyatakan harga beras medium pekan ini sudah berangsur turun meski tipis. Sutarto bilang penurunannya hanya sekitar Rp50-Rp100 per kg.

"Masih Rp10 ribu per kg, tapi turun Rp100 per kg atau ada yang Rp50 per kg. Itu tergantung daerahnya," jelas Sutarto.

Di sisi lain, Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid mengaku harga beras masih stabil, baik beras medium maupun premium. Ia mengklaim harga beras medium dan premium masih di bawah HET.

Diketahui, HET untuk beras medium sebesar Rp9.450 per kg. Sementara, pemerintah mematok HET untuk beras premium sebesar Rp12.800 per kg.

"Di pasar induk tidak ada kenaikan harga beras. Pasokan stabil," ujar Zulkifli.

Ia menyatakan harga beras medium di Pasar Induk Cipinang saat ini dibanderol rata-rata sebesar Rp8.500 sampai Rp9.000 per kg. Kemudian, beras premium rata-rata dijual sebesar Rp11.500 per kg.

"Jadi kalau ada yang bilang harga beras naik itu saya bantah. Semua stabil," tegas dia.

Menurutnya, stabilnya harga beras lantaran stoknya masih terbilang cukup saat ini. Ditambah, mayoritas daerah akan memasuki masa penen.

"Dari daerah-daerah yang panen itu mengalir ke pasar induk," jelas Zulkifli.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) curiga ada yang berupaya memainkan harga bahan pokok di tengah wabah virus corona. Bahan pokok yang dimaksud salah satunya adalah beras.

Ia memerintahkan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto untuk mengecek ketersediaan beras dan kenaikan harga yang terjadi beberapa waktu terakhir. Pasalnya, kenaikan harga beras terjadi ketika harga gabah giling turun.

"Tolong dilihat betul lapangannya, lapangannya dicek betul. Harga gabah giling turun, kenapa beras naik. Harusnya harga beras ikut turun," pungkas Jokowi.

[Gambas:Video CNN]

(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER