Menperin Sebut Larangan Mudik Bakal Tekan Industri Garmen

CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2020 08:32 WIB
Politisi partai Golkar yang juga mantan Menteri Sosial Agus Gumiwang melambaikan tangan saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Agus menilai kebijakan larangan mudik akan menekan sejumlah industri, salah satunya makanan dan minuman. (CNN Indonesia/ Feri Agus Setyawan).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memperkirakan larangan mudik lebaran tahun ini menekan sejumlah industri seperti industri garmen, tekstil, hingga makan minum (mamin). Pasalnya, larangan tersebut berisiko menurunkan gairah masyarakat untuk berbelanja.

"Tentu larangan mudik ini pada suatu titik akan berpengaruh terhadap penyerapan produksi dalam negeri, contoh industri garmen dan tekstil. Kemungkinan masyarakat tidak beli baju baru atau menjamu tamu seperti open house," terangnya pada Selasa, (21/4).

Di sisi lain, pemerintah membuka pasar alternatif lainnya melalui kebijakan jaring pengaman sosial (social safety net). Menurutnya, anggaran Rp110 triliun yang disalurkan lewat bantuan sosial itu mampu menjaga daya konsumsi masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Agus mengaku bantuan sosial tersebut terbatas dan hanya akan menguntungkan industri mamin dan turunannya. Sementara industri lainnya tak kebagian rezeki.

"Industri mamin dan turunannya masih bisa menikmati pertumbuhan lumayan, lewat stimulus pada dasarnya secara instant agak susah membuat pasar khususnya di industri yang tengah kesusahan," kata dia.

Selain industri mamin, Agus menyebut industri alat kesehatan (alkes) juga tengah menunjukkan geliatnya. Katanya, industri alat kesehatan seperti APD, alat kesehatan, obat-obatan, dan industri masker menjadi primadona dengan tingginya permintaan saat ini.

Dia mengaku telah melakukan peninjauan langsung ke lapangan dan memastikan terdapat 36 perusahaan yang memproduksi APD untuk memenuhi besarnya permintaan di tengah pandemi virus corona.

Bahkan, dia yakin, per Mei mendatang industri dalam negeri akan mampu memproduksi 18 juta pcs APD per bulan. Ini melebihi kebutuhan dalam negeri yang berada di kisaran 16 juta APD per bulan, sehingga ia menyebut Indonesia akan mampu melakukan ekspor tanpa mengorbankan kebutuhan nasional.

"Paling lambat awal Mei produksi dalam negeri sudah bisa memproduksi 18 juta pcs APD per bulan. Sementara, perhitungan dari berbagai lembaga kurang lebih kita membutuhkan 16 juta pcs per bulan. Sisanya bisa kita ekspor," papar Agus.

[Gambas:Video CNN]

(wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER