Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Perindustrian menyatakan wabah
virus corona belakangan ini telah berdampak pada
industri kecil dan menengah (IKM) di beberapa daerah. Industri kecil yang terdampak antara lain bergerak di sektor logam, mesin, elektronika dan alat angkut.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyebut industri tersebut tersebar di beberapa wilayah.
"Kami meninjau dampak yang dirasakan oleh IKM di tiga daerah, yaitu di IKM Logam dan Komponen Otomotif Tegal, IKM di Kabupaten Sukabumi dan IKM di Kabupaten Bandung," katanya seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk Tegal, jumlah industri yang terdampak mencapai 16 unit. Dampak mereka rasakan sejak awal Maret 2020.
Gati mengatakan 16 IKM tersebut memproduksi berbagai produk berbahan dasar logam, di antaranya, komponen kendaraan roda dua dan empat, kapal, mesin pertanian, kompor, hingga alat berat. Sejak virus mewabah kapasitas produksi dari sebagian besar IKM di Tegal tersebut turun.
Akibat kondisi tersebut, 3 dari 16 IKM yang terdampak mulai merumahkan karyawan mereka. Sebagian besar IKM lainnya tetap mempertahankan jumlah pegawai dan mengubah jam kerja menjadi masuk bergilir.
Untuk di Sukabumi, Kemenperin memonitor dampak virus baru korona terhadap 209 IKM yang bergerak di bidang pengecoran logam yang memproduksi komponen otomotif, alat kesehatan, telekomunikasi, dan komponen instalasi listrik. Selain itu, IKM juga bergerak di bidang industri permesinan yang memproduksi alat dan mesin pertanian serta mesin Teknologi Tepat Guna (TTG).
"Ada pula industri pengelasan logam yang memproduksi pagar, teralis, kanopi, serta industri penempaan atau pandai besi yang memproduksi perkakas pertanian dan perkakas rumah tangga," ungkap Gati.
[Gambas:Video CNN]Gati mengatakan pantauan dilakukan karena saat ini beberapa IKM di Sukabumi sudah terdampak virus corona. Mereka sudah ada yang menghentikan aktivitas produksi karena tidak ada pesanan, memberhentikan beberapa pegawai, tidak dapat membayar cicilan kredit perbankan, uang modal digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, penurunan pesanan, ia mengatakan IKM tersebut juga tertekan kenaikan harga bahan baku dan penundaan pembayaran pesanan.
"IKM di Kabupaten Sukabumi membutuhkan bantuan berupa ketersediaan bahan baku, pesanan, dan dana untuk menunjang kelangsungan usaha mereka," katanya.
Sementara itu, untuk IKM di Kabupaten Bandung, Gati menyebut pihaknya memantau 21 IKM yang bergerak memproduksi alat rumah tangga, cangkul, baja ringan, lampu hias, kompor, oven gas, panel listrik, serta roof turbin ventilator.
Produksi untuk 21 IKM tersebut mengalami penurunan, penundaan, hingga penghentian karena tidak adanya pemesanan.
(agt/bir)