Trump Perintahkan Chevron Setop Produksi Minyak di Venezuela

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 15:24 WIB
President Donald Trump speaks during a coronavirus task force briefing in the Rose Garden of the White House, Sunday, March 29, 2020, in Washington. (AP Photo/Patrick Semansky)
Presiden AS Donald Trump memerintah Chevron untuk menyetop produksi di Venezuela mulai 1 Desember 2020. (AP/Patrick Semansky).
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan perusahaan minyak Chevron Corporation menghentikan produksi mereka di Venezuela mulai 1 Desember 2020. Perintah itu merupakan bagian dari kampanye Trump untuk menekan kekuasaan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Perintah Trump akan berdampak bagi keuangan Chevron yang telah berinvestasi membangun fasilitas pengembangan eksplorasi sumber daya minyak di Venezuela sejak 1912 silam. Chevron mengembangkan bisnis melalui kerja sama patungan dengan PDVSA, perusahaan minyak lokal Venezuela.

Menanggapi Trump, manajemen Chevron memastikan perusahaan akan tetap bekerja maksimal di sisa akhir masa produksi. Sebab, perusahaan masih diperbolehkan melakukan pemeliharaan terbatas dalam operasi penting di Venezuela.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Chevron akan terus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku sehubungan dengan kegiatan yang diizinkan untuk dilakukan di ungkap Juru Bicara Chevron Ray Fohr, dikutip Kamis (23/4).

Perusahaan minyak yang memiliki lima proyek produksi di darat dan lepas pantai Venezuela itu memastikan akan tetap memenuhi hak karyawan dalam proses menuju penghentian produksi. Jumlah pekerja Chevron bersama PDVSA mencapai 8.000 karyawan.

"Kami tetap berkomitmen pada integritas aset usaha patungan kami, keselamatan, dan kesejahteraan karyawan dan keluarga mereka, serta program sosial dan kemanusiaan perusahaan selama masa-masa sulit ini," katanya.

Selama Chevron di Venezuela, perusahaan tidak diizinkan untuk mengekspor minyak atau memproduksi minyak dari Venezuela di bawah perintah pemerintah.

Perusahaan memproduksi 35 ribu barel per hari di Venezuela pada 2019 atau kurang dari 2 persen dari total produksi minyak global Chevron mencapai 1,9 juta barel per hari.

"Venezuela telah menjadi pelengkap basis aset Chevron yang tidak berguna selama bertahun-tahun karena krisis di sana," terang Analis Energi Raymond James Paul Molchanov.

Tekanan Politik

Di sisi lain, perintah orang nomor satu AS itu akan menimbulkan keruntuhan sejarah bagi industri minyak Venezuela. Sebab, saat ini, Chevron merupakan perusahaan minyak asal AS terakhir di Venezuela.

Venezuela merupakan negara dengan cadangan minyak besar yang melebihi banyak negara di dunia. Namun, produksi minyak tidak meningkat pesat karena faktor kekuasaan politik, krisis kemanusiaan, dan sanksi keras yang diberlakukan AS.

"AS terus memperkuat kampanye tekanan maksimumnya terhadap rezim Maduro yang tidak sah. Tindakan ini selanjutnya akan menghilangkan akses ke jalur kehidupan finansial yang menjadi andalan Maduro untuk mempertahankan kekuasaan tiraninya atas Venezuela," ujar seorang pejabat senior administrasi Trump dalam sebuah pernyataan kepada CNN.

Bahkan, Trump juga meminta empat penyedia layanan minyak AS di Venezuela untuk mengurangi layanan administrasinya kepada masyarakat. Perusahaan itu adalah Halliburton Schlumberger, Baker Hughes, dan Weatherford International.

Padahal, empat perusahaan penyedia layanan minyak dan Chevron dikabarkan akan meminta perpanjangan lisensi baru atas bisnis terbatas mereka di Venezuela selepas Desember 2020.

Sejarah mencatat ada banyak perusahaan AS yang telah angkat kaki dari Venezuela akibat faktor politik kekuasaan hingga ekonomi di negara itu. Misalnya ExxonMobil dan ConocoPhillips yang meninggalkan Venezuela sekitar satu dekade lalu setelah Presiden Venezuela sebelumnya Hugo Chavez menasionalisasi ladang minyak yang dikelola asing.

Kemudian, Pepsi pada 2015 dengan kerugian US$1,4 miliar. Lalu, Mondelez, Bridgestone, Colgate, dan Kimberly-Clark, juga telah menutup bisnis mereka di Venezuela.

[Gambas:Video CNN]

(uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER