Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (
ATR/BPN) menginstruksikan penundaan kegiatan
pembebasan lahan untuk membangun Bendungan Sepaku-Semoi di kawasan
ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Mereka juga meminta berbagai aktivitas lapangan ditunda selama pandemi virus corona atau Covid-19.
Keberadaan perintah tersebut disampaikan Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara Nicko Herlambang usai rapat bersama BPN. Menurutnya, instruksi penundaan tetap akan dijalankan, meski pihaknya sudah berhasil mengidentifikasi para pemilik lahan yang akan dibebaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil identifikasi diketahui ada delapan kepala keluarga yang menguasai lahan 36 hektare itu, tapi lantaran ada instruksi BPN pusat, tahapannya sementara ditunda," ujar Nicko dikutip dari Antara, Jumat (24/4).
Di sisi lain, ia mengatakan penundaan aktivitas pembebasan lahan memang mau tidak mau harus dilakukan karena sekretariat juga kesulitan untuk melanjutkan proses tersebut. "Memang ada kendala tidak bisa kumpulkan warga lakukan sosialisasi pembebasan lahan saat wabah corona," imbuhnya.
Sebagai gambaran, Bendungan Sepaku-Semoi rencananya akan berdiri di lahan seluas 378 hektare terbagi 342 hektare untuk luas genangan dan 36 hektare untuk tubuh bendungan. Bendungan akan dibangun dengan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 kurang lebih Rp80 miliar.
"Daya tampung Bendungan Sepaku-Semoi yang akan dibangun itu sekitar 11,6 juta meter kubik dengan debit 2.400 liter per detik," katanya.
Bila sudah dibangun, bendungan akan memenuhi kebutuhan air bersih sebagai persiapan pemindahan ibu kota negara.
[Gambas:Video CNN] (uli/agt)