Sebelumnya, Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Panji Winanteya Ruky mengklaim pelatihan yang ditawarkan dalam Program Kartu Prakerja telah memiliki standar tersendiri. Ini jelas berbeda dengan apa yang ditawarkan di platform lain secara gratis.
"Kalau ada pelatihan serupa meski tidak mungkin sama karena pelatihan-pelatihan itu ada standar-nya, ada silabus, tenaga pengajar, dan sertifikat, jadi tidak sekadar menonton seperti di YouTube sebagaimana yang dibilang," papar Panji.
Maka itu, ia mempersilakan masyarakat memilih jenis pelatihan sesuai dengan kebutuhannya. Dalam Program Kartu Prakerja, Panji mengklaim pemerintah telah menyediakan pelatihan beragam mulai dari yang ringan hingga tingkat lanjut (advance).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena pilihan ada di masyarakat dan masyarakat sendiri yang akan menimbang dan menggunakan kebijakan itu. Tugas pemerintah adalah menyediakan pilihan sebesar-besarnya," jelas Panji.
Ia bilang pemerintah akan melakukan evaluasi secara berkala terhadap seluruh program pelatihan yang diberikan kepada peserta Program Kartu Prakerja. Dengan demikian, bisa saja pemerintah menghapus sejumlah paket pelatihan yang direspons negatif atau tak banyak dipilih oleh peserta.
Sementara, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengungkapkan setiap peserta yang lolos akan mendapatkan transfer dana sekaligus sebesar Rp3,55 juta. Namun, dana yang bisa dipakai pada tahap awal hanya Rp1 juta.
Dana itu bisa digunakan untuk mengikuti biaya pelatihan. Setelah selesai pelatihan pertama, peserta baru bisa mengklaim untuk mendapatkan insentif pasca pelatihan sebesar Rp2,4 juta yang dibagi menjadi Rp600 ribu per bulan selama empat berturut-turut.
"Di
dashboard yang bisa digunakan Rp1 juta, kami akan keluarkan sisanya setelah pelatihan. Jadi sisanya Rp2,55 juta belum bisa dipakai sampai ada satu pelatihan yang dituntaskan oleh peserta," terang Denni.
Kendati begitu, rupanya sejumlah peserta mengaku saldo yang terisi bukan Rp3,55 juta, melainkan hanya Rp1 juta. Rio dan Shinta menyebut sisanya akan masuk ke saldo akun Kartu Prakerja mereka setelah mengklaim bahwa telah ikut satu pelatihan.
Sebagai informasi, pemerintah akan menyalurkan Kartu Prakerja kepada 5,6 juta orang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) serta pekerja informal yang pendapatannya tertekan akibat penyebaran virus corona.
Setiap peserta akan mendapatkan total insentif bantuan pelatihan sebesar Rp3,55 juta. Dana itu terdiri dari biaya pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif pasca pelatihan Rp600 ribu per bulan selama empat bulan, dan insentif survei sebesar Rp50 ribu untuk tiga kali.
Pemerintah pun mengalokasikan dana sebesar Rp20 triliun untuk Program Kartu Prakerja. Dana itu digunakan untuk biaya pelatihan sebesar Rp5,6 triliun, dana insentif sebesar Rp13,45 triliun, dana survei Rp840 miliar, dan dana Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Rp100 juta.
(aud/sfr)